kejadiannya sekitar 4 tahun lalu. aku beserta rombongan delegasi dari sekolah menuju kampus universitas negeri malang guna mengikuti lomba dalam rangkaian pekan arabi jurusan sastra arab. salah satu panitianya adalah kak musthofa, senior masterku di PPM/OSIS dulu. aku masuk tim imathoh putra bersama dua rekan: Ahmad zarkasyi dan M. albahris sya'roni. rekan-rekan lain ada yang masuk tim lomba pidato, ada juga yang debat bahasa arab. kami tak punya ekspektasi tinggi dalam keikutsertaan tersebut. dan nyatalah, timku gugur dalam fase knock-out. kalah saing dan kalah mental dibanding delegasi-delegasi sekolah mentereng dari denanyar, tebuireng, alfatah lamongan dsb. setidaknya, kuakui ini adalah event pertamaku di luar lingkup sekolah, walaupun aku juga bukan jago kandang. dan dibalik kegagalan itu aku yakin:
1. keberhasilan tim tak kan bisa diraih hanya dengan skill individual crew. tapi tanpa skill yang mumpuni, sebuah tim juga akan sulit berkembang. intinya tinggal bagaimana kita lebih intens mengkomunikasikan dan mengkomparasikan skill satu sama lain, sehingga kemampuan semua anggota tereksplorasi maksimal, bukan malah tereduksi karena bekerja bersama. dan itu menyadarkanku bahwa kemampuan komunikasiku sebagai calon leader masih belum ada apa-apanya.
1-0 deh..
2. mental untuk menjadi pemenang belum kami miliki. tak bisa kupungkiri waktu itu, kami buta peta kegiatan dan kemampuan lawan. sehingga kami langsung down kita beberapa soal tak terjawab sempurna dan kalah dalam babak adu cepat. jas almamater yang kupakai ingin segera kusembunyikan saja rasanya...ilmu yang terbentang di dada seakan mampat, buntu tak bisa keluar, kala mental kami sudah menjadi bubur... 2-0!
3. tapi yang pasti, bukan hanya kekalahan yang kami bawa sebagai oleh-oleh kami dari malang. lebih dari itu,kami punya ilmu baru (2-1)...pengalaman tak terlupa (2-2)....dan juga teman baru (2-3)....
jadi, kami menang kan melawan keadaan. lagipula aku hanya menganggapnya sebagai keberhasilan yang tertunda...!
siang pasca kekalahan itu, aku pulang ke basecamp IKAMARO UIN malang tempat kami menginap, istirahat sejenak, sebelum akhirnya aku memutuskan untuk pulang sendiri ke bojonegoro. iya! pulang sendiri naik bus umum, meninggalkan teman-teman dan pembimbing yang masih bersantai di UM.kenekatanku beralasan, paginya aku harus menyapa teman-temanku di sekolah. iya, menyapa almamater tercinta di pagi hari cerah, meneruskan tugas-tugas organisasi seperti biasa, berkumpul dengan keluarga di rumah. hanya itu alasanku. bagiku, meninggalkan sesuatu yang luar biasa demi hal yang biasa-biasa adalah suatu keluarbiasaan yang ku punya. bukankah tiap leader punya ciri khas leadership masing-masing? 2-4....aku menang kan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar