Minggu, 19 Februari 2012

Pak Umar (tanpa bakri)

bukan apa-apa aku menulis ini. hanya rasa tak tega dan ngenes pada kami yang akan ditinggalkan olehnya. umar faruq, teman kami adalah seorang gus yang pesantrennya tengah mengalami masa-masa jumud laiknya banyak pesantren zaman ini. mantan lurah pondok kami itu, tentunya masih ingin berkiprah banyak dalam pembangunan mental rekan-rekan santri Yanbu' yang sekarang banyak dihuni kawula muda, fresh graduate madrasah aliyah maupun tsanawiyyah.
kami pun, tak begitu rela dengan keputusannya sementara (entah sampai kapan) meninggalkan medan kepengurusan tahfidh yanbu' demi menumbuhkan tunas santri di daerahnya. meneruskan nyala lilin yang hampir mati. sepertinya ini adalah pelajaran bagi kami untuk mulai bangkit menata diri. sudah saatnya pula kami meneruskan jejak perjuangan beliau mengangkat derajat pondok kami kembali ke kancah internasional dengan nafas mardlotillah yang selalu menaungi.
insyaallah...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar