Sabtu, 03 Maret 2012

Kata-kata mereka

KATA PEJUANG:
Aku disini
Cuma seonggok patung tak berguna
Atau mungkin sebujur makam yang tak pernah dikunjungi
Memang benar aku berjuang tanpa pamrih
Memang benar aku dapat balasan yang besar dari Tuhan
Tapi juga benar jika aku tak dipedulikan lagi…
Karena aku Cuma seorang pahlawan tak dikenal
Karena aku hanyalah pengabdi bangsa ini
Mungkin tak sebesar jasa para penguasa negeri yang nyata-nyata korupsi
Atau mungkin para jenderal bintang lima
Aku hanya anak desa
Yang tak tega melihat negeri ini dikuasai oleh kolonialis
Yang menjajah hati dan pikiran para pribumi
Mungkin orang hanya ingat aku setahun sekali
10 Nopember
Itupun hasil perjuangan kawan-kawanku dulu
Kalau saja tak ada penyerangan waktu itu
Kaumku mungkin tak kan pernah dikenal
Kata pahlawan tak kan pernah ada lagi dalam kamus bahasa
Pahlawan tinggal sejarah!
Dan yang lalu biarlah berlalu…

KATA PENGUASA:
Enaknya jadi penguasa raya
Kaya dan makin kaya
Tak usah peduli dengan nasib mereka yang tak jelas
Dan masih banyak impian yang terus kukejar
Tidur di tempat sidang dan makan-makan
Lalu aku dapat uang!
Bukankah negeri ini memang kaya
Jadi tak usah kurisaukan bila aku ambil kekayaan itu dengan diam-diam
Pun begitu kan tak ada yang tahu
Juga tak usah kurisaukan demo-demo yang tak jelas itu
Karena disini aku meminjam nama rakyat
Tak ada yang bisa menjeratku!
Presiden atau Raja sekalipun tak kutakuti
Karena aku kan bisa membeli hukum
Kalau bisa curang kenapa harus adil dan bersih…
Tak peduli aku bekerja untuk siapa
Yang penting fulus..fulus.. dan fulus…

KATA PETANI:
Wahai penjajah yang dungu
Kemarilah dan akan kuperangi engkau!
Kan kujadikan kau koleksi di tanah pemakaman
Di negeri tercinta ini
Tak ku relakan tanah surga ini terinjak kaum-kaum berdosa
Tak sampai hati
Bila kubiarkan rakyat menjerit penuh pilu
Menangis dan meratapi nasib
Karena tercekik jeratan krisis akibat ulahmu
Memangnya kau ini siapa?
Beraninya menaikkan harga bahan pangan
Memangnya kau kuasa apa?
Membeli panen kami dengan harga yang tak manusiawi
Bukankah kau dulu bersumpah atas nama kami?
Lalu apakah kau terkena amnesia sehingga melupakan jerih payah kami yang mendukungmu
Apakah utangmu sudah sedemikian besar karena kampanye dulu?
Tak rela
Kami diperintah oleh bangsawan-bangsawan bertangan panjang dan bermulut lebar
Tapi tak bisa mendengar suara kami!
Tak bisa kami biarkan Bumi ini menjerit
Lebih keras dari kami….

KATA AYAH:
Nak..
Pergilah nak
Tuntutlah ilmu sebanyak kau bisa
Selagi umur masih panjang
Sepanjang jalan yang kau lalui
Janganlah pernah lelah
Belajarlah…
Supaya kau bisa mandiri nanti
Supaya nasibmu tak seperti ayahmu ini
Yang tak punya keterampilan apa-apa
Agar nasibmu tak diombang-ambingkan orang-orang tak bertanggung jawab
Kini saatnya kaum muda yang bergerak
Karena waktu akan segera berlalu
Nak..
Jadilah penguasa dunia yang jujur dan bermoral
Kalau tidak
Jadilah guru yang selalu belajar walaupun dari muridnya
Atau apapun jua yang kau kehendaki
Jikalau kau memang sudah tamat nanti
Ayah tak rela jika kau pakai ijasah palsu
Atau lulus walau tak pernah masuk sekolah
Ayah tak rela kau rasakan kegagalan yang abadi
Hanya karena inginkan gelar instan
Tak ingin kau masuk jerat setan
Yang telah memperdaya nenek moyang kita..


2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar