Maninggalkan jajaran kampung
Penuh duri di hati
Memberatkan langkah
Tapi niat tak pernah surut
Profesi atau jabatankah? Atau bukan kedua-duanya
Tanpa harta jua benda
Melibas semua impianmenuju satu hal yang abadi
Keikhlasan..
Bagai terkepung ratusan izroil
Di medan tempur
Membahanakan teriakan
Surga..surga..
Hanya satu hal terkabul
Perjuangan..
Yang takkan diingat lagi
Generasi mendatang
Menahan senyuman di bibir yang kebak darah
Tertusuk takdir
Menuju buah keadilan di akhirat nanti
Tersenyumlah
Karena kau sudah lega
Akan koleksi pahalamu
Ku ingin sepertimu
Punya sayap indah
Tak berseragam jua
Hanya memakai pakaian lusuh dengan memanggul senjata
Dapatkah aku sepertimu.. kini?
Ternyata tak mudah
Menjadi seorang pengabdi di negri ini
Tanpa uang sepeserpun
Hanya pasrah berpangku tangan
Menunggu nasib berubah
Melongo… lalu mati dengan perut kosong
Tak ada yang acuh
Bahkan pejabat sekelas pamong
Hanya berkecap “terimalah takdir Tuhan”
Membuat hati kosong tersayat
Dan tinggal seharapan
Menunggu keadilan tuhan
Kelak…
2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar