memangnya ada kaitan antara keduanya?
sampai akhir milenium lalu memang belum ada. tapi sekarang benar-benar ada! dan yang membuat sejarah itu adalah bapak dan anak: dahlan iskan dan azrul ananda. keduanyalah yang membuat barang-barang tersebut bernilai tinggi dan semakin dihargai berbagai kalangan, setelah sekian lama dicampakkan oleh publik. saya sedang membahas benang merah antara bola basket dan koran jawa pos. benang merah yang tersimpul dengan sangat bagusnya sampai bangsa-bangsa lain geleng-geleng kepala.
pak dahlan mengawali dengan menghidupkan kembali jawapos yang sedang sekarat pada era 90-an. sangat tidak gampang mengurusi koran 'daerah' dengan nama 'daerah' dan berpusat di 'daerah'. bahkan sampai dengan akhir 2011 pun, jawapos belum mau menancapkan kuku di ibukota karena mempertahankan kedaerahannya dan lebih dikenal publik jakarta dengan nama indopos. pelan-pelan koran ini bertransformasi dengan mengubah wajahnya yang jadul dengan interface yang unggul dan fresh dalam features, lay-out, straight news, depth news,entertainment dan sport yang sangat 'jawapos' serta dukungan jaringan JPNN di seluruh indonesia, membuatnya disukai semua kalangan dari pengusaha, birokrat, politisi, petani, guru, murid, tua, muda, pria dan wanita. karena semua merasa terwakili dan tersalurkan aspirasinya dalam rajutan kata karya para redaktur dan kontributor jawapos. walhasil, selama kepemimpinan pak dahlan, oran ini telah sedikit mendobrak mainstream dengan mempublikasikan sebuah harian aktif yang mengaku berasal daerah dengan nama daerah tapi dengan citarasa internasional.
sense of news-nya pak dahlan yang kecipratan leadership dan enterpreneurship memang hampir selalu menyentuh sanubari para pembaca setia jawapos, termasuk saya. saya bisa menduga bahwa para pembaca setia koran lain semacam kompas atau tempo akan sangat mudah beradaptasi dan menjadi massa jawapos yang baru. sedangkan saya yang sejak kecil mendapat kucuran berita dari jawapos (bahkan semenjak TV hitam putih masih satu-dua jumlahnya dan radar bojonegoro belum dilahirkan) tidak bisa dengan nyaman menikmati koran lainnya saat agen koran di kota kecamatan telah kehabisan jawapos pada jam sarapan pagi.
efek-efek di atas bukanlah hasil kerja keras pak dahlan sendiri. di samping sang raja ada kuda hitam yang tengah menanti menyerang lawan dan bersembunyi dalam kolom anak muda dan olahraga yang sesuai bakat dan misinya. aktor pendukung di balik layar itu adalah azrul ananda, sang putra mahkota lulusan amerika, yang seolah menjadi garansi kualitas berita bola basket dan otomotif.
buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
sifat dan kelakuan anak tak beda amat dengan orang tuanya.
azrul sang kuda hitam mulai berlari cepat. membuat mainstream yang sudah ada rusak parah dilabraknya. dengan halaman anak muda bernama deteksi, dia berusaha merangkul pembaca baru yang sudah lama apatis dan seakan alergi terhadap koran. berhasil? sangat! usaha itu tak hanya membuat para anak muda menyenangi halaman baru tersebut, tapi juga mencintai seluruh halaman yang disajikan. sehingga kita bisa lihat kolom pembaca, gagasan, opini dan ruang putih jawapos yang sering disambangi sastrawan atau akademisi muda.
jajaran direksi dan redaksi yang rata-rata berjiwa tua terengah-engah nafasnya mengikuti lari azrul dan tak habis pikir mau dikemanakan lagi jawapos. pak dahlan paham. sudah saatnya 'better generation' yang mengambil lokomotif. sudahlah cukup prestasi azrul yang melahirkan halaman 'bersayap' dengan segala keunikannya. iya, deteksi dengan kedua sayapnya: DBL di bidang olahraga basket dan konvensi mading yang ketiga unsur itu punya kesamaan baku, yakni milik anak muda (utamanya para pelajar) dan masih akan terus berkembang. dan bukankah selalu berkembang adalah ciri jiwa yang awet muda. deteksi tanpa kedua sayapnya hanya akan menjadi halaman yang akan semakin tua, karena tak bisa terbang kemana-mana. stagnan.
sekali lagi, buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
pak dahlan ketika bebas tugas dari pucuk pimpinan jawapos bukannya benar-benar bebas tugas. dia bukan turun gunung, tetapi malah meloncat ke dua gunung terdekat yang lebih tinggi dengan tujuan pasti, menaklukkan puncaknya. walaupun tak lama di PLN sebagai top leader, saya bisa menerangkan kesuksesan beliau lewat pameo: para genderuwo pusing tujuh keliling mencari suaka karena hampir semua tempat di indonesia terang benderang setelah dialiri listrik PLN!
PLN yang dulu terkenal lelet itu kini terlihat sangat kredibel bahkan kewalahan menerima order pemasangan listrik. lalu ada BUMN yang sekarang sedang direparasi dengan pak dahlan sebagai montir utama. memang belum terlihat jelas keberhasilannya tetapi lewat tulisan-tulisannya kita tahu dengan jelas apa yang telah 'rusak' pada bodi BUMN. mungkin nanti ada BUMN yang terlahir kembali dengan citarasa dahlan iskan. dan perlu dicatat bahwa beliau menempati posisi di kedua 'lahan basah' tersebut tanpa bantuan parpol manapun. tentunya kecuali demokrat, jika bisa dibilang begitu. karena presiden SBY sendiri adalah salah satu muassis parpol 'biru' tersebut.
azrul juga hampir sama tipikalnya. tapi tidak bisa dibilang dia loncat gunung, tapi saya gambarkan tengah menahkodai dua kapal bersama yang punya tujuan pelabuhan yang sama. lalu apakah dia meloncat-loncat antar kedua kapal itu? ah kuno. sekarang kan sudah zamannya remote control! rupa-rupanya tadi ketika azrul berlayar dengan cepatnya dengan kapal DBL, bertemu sebuah kapal besar bernama IBL yang telah lama berlayar dan hampir karam karena pengrusakan di sana-sini atau mungkin mesinnya sudah terlalu aus.
sudah terlanjur hobi dan merasa bertanggung jawab atas perkembangan bola basket di indonesia, azrul mengganti mesin IBL dengan yang benar-benar baru, dengan nama baru pula: NBL indonesia.
nyata kan ada interaksi yang sangat komunikatif antara bola dan kertas koran? mungkin inilah saatnya kita membuat benang merah yang lainnya.
kala pelita yang tadinya terang benderang telah meredup di pojok dunia yang lain karena dampak krisis moneter beruntun semenjak 2008 lalu, indonesia menjadi salah satu bangsa yang menyalakan lilin...
lilin-lilin yang telah disulut oleh pak dahlan iskan, azrul ananda, presiden SBY dan para pemimpin lainnya itu marilah kita jaga dan kita besarkan 'apinya'. jangan kita matikan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar