Selasa, 31 Januari 2012

bukan mencari yang lebih dholim

adalah DHOLIM ketika anda sebagai pemimpin lantas berdoa sepanjang waktu hanya untuk diri anda sendiri, demi kemaslahatan anda saja.
jika anda adalah pemimpin yang arif dan adil, akan banyak rakyat terlunta di seluruh penjuru negeri yang lama menanti berkah mustajabnya doa seorang pemimpin seperti anda. jika ternyata anda pemimpin yang korup dan lalim, cukuplah do'a anda untuk rakyat sebagai saksi yang meringankan dakwaan di mahkamah akhirat kelak. tangan yang terangkat dan cucuran air mata ketika anda berdo'a yang kelak bisa berbicara akan mengaku bahwa anda 'pernah' mengurusi rakyat. setidaknya itu terejawantahkan dalam doa yang tulus dari seorang pemimpin. dan Allah punya hak otonomi khusus untuk mengijabahi doa siapa yang Dia mau. memberi hidayah pada hamba paling 'berdosa' sekalipun.

adalah DHOLIM ketika anda sebagai rakyat jelata hanya mementingkan kebutuhan rohani personal. tidak pernah sekalipun mendoakan para pemimpin dan aparatur negara agar bekerja dalam kerangka keikhlasan sehingga benar-benar terwujud warga negara yang menerapkan 'hubbul wathon minal iman'. anda yang mungkin tak pernah mengenyam nikmatnya sekolah tinggi ataupun anda yang punya deretan nama tambahan yang panjang karena banyaknya gelar kependidikan tapi tidak pernah tersentuh politik, bersyukurlah atas diri anda yang masih 'bersih'. dengan cara mendoakan mereka yang telah tercemar darah kekuasaan, sehingga mereka cepat 'eling' pada Sang kuasa ketika mereka telah merasa berkuasa. karena hak kuasa yang diberikan rakyat pada wakilnya tidak untuk jadi bahan rebutan. juga bukan barang dagangan yang lima tahun sekali bisa ditawar-tawar oleh para caleg, capres, cabup dan ca-ca yang lain. walau tak selamanya "suara rakyat adalah suara Tuhan', tapi suara rakyat yang mendoakan pemimpinnya pasti dijawab Tuhan. entah dengan jawaban yang mana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar