percayakah anda pada kekuatan cinta? kekuatan yang bisa menghidupkan, menyembuhkan dan sekaligus mematikan? saya sampai saat ini selalu percaya.
ada seorang anak muda yang saya kenal meninggalkan desanya dengan niatan awal ingin menghafal qur'an. dia bahkan belum tahu cara menghafal qur'an itu bagaimana dan entah dia bisa khatam 30 juz atau tidak. hanya bermodalkan kebiasaannya membaca qur'an yang dibimbing ayahnya sejak dari kecil setiap ba'da maghrib dan ba'da shubuh. ayahnya berkali-kali menyuruhnya untuk kuliah saja, seperti saudara-saudaranya yang lain. kalau perlu sampai S3 selesai akan dibiayai mandiri oleh keluarga tanpa sepeserpun beasiswa. kawan-kawan sekolahnya banyak yang heran dengan sikapnya yang enggan kuliah walaupun prestasinya selalu berada di posisi teratas di antara para siswa. sementara teman-temannya banyak yang tak bisa meneruskan kuliah karena masalah klasik, ekonomi.
hatinya mantap. sudah lama hatinya galau dan ingin rehat dari pendidikan formal yang menurutnya belum begitu efektif menghasilkan lulusan yang siap guna. ujian nasional lalu, dia berontak pada almamater. berpegang teguh pada prinsip kejujuran yang telah ditanamkan oleh ayah dan ibunya sejak kecil. tak peduli dia akan lulus atau tidak, bisa ikut seleksi di perguruan tinggi dengan nilai-nilai ijazahnya atau tidak, dia sudah pasrah bongkokan. tawakkal pada Allah setelah melewati berhari-hari masa ngebut belajar yang melelahkan. maka dia hanya ingin sedikit berterima kasih pada Allah dengan menghafal qur'an, karena kelulusannya yang tiada disangka, walau dengan nilai di bawah rata-rata.
hari-hari pertama di pondok hanya dia lewatkan dengan mengamati teman-teman barunya yang sudah mulai menghafal awal-awal surat al baqoroh. walau di sekolah dulu dia sudah terbiasa menghafal kitab-kitab arab, dia masih meraba-raba kemampuannya beradaptasi dengan aktifitas barunya.
bismillahi tawakkaltu 'alallah. dia ucapkan kala memulai menghafal qur'an. dia usir rasa bimbang yang merasuk hati. lalu, hari-harinya dipenuhi dengan kalam ilahi tentu diselingi dengan berbaur dengan teman-teman untuk sharing pengalaman masing-masing. dia sebenarnya agak minder karena banyak temannya yang ternyata lulusan pesantren kitab maupun qur'an. sedangkan kemampuan bahasa arabnya sendiri hanya sampai pada mahir membaca saja.
dia istiqomahkan menambah hafalan setiap hari juga diimbangi dengan muroja'ah. di samping itu juga menambah bacaan binnadhor untuk melatih makhraj dan tajwidnya. ada kalanya rasa malasnya menyerang. tapi rasa cintanya pada Tuhan dan kedua orang tuanya telah menguatkan hatinya sedemikian kuat. kala semangat kembali meredup, dia masih punya cadangan cinta lain. cinta seorang pemuda kepada pemudi. cinta yang hanya dia simpan dalam hati dan tidak dia umbar dengan nafsu dan syahwat. iya, dia punya secuil cinta dari seorang kawan lama masa sekolah yang tengah belajar menimba ilmu di bangku kuliah. cinta itu dia belokkan untuk menumbuhkan cintanya kembali kepada qur'an.
lewat cinta mereka yang terbias dalam semangatnya terus menambah dan muroja'ah hafalan, belum genap setahun semenjak awal dia bermukim di pondok, 30 juz bil ghoib telah dirampungkannya dengan lancar. subhanallah.
anak muda itu kini telah menginjak tahun ketiganya di pondok dan mengabdikan dirinya untuk kemaslahatan para santri. kedua orang tuanya masih hidup dan menjadi saksi bahwa anaknya telah menjadi seorang hafidh qur'an. menjadi saksi bahwa pilihan anaknya tidaklah salah, mungkin memang belum saatnya dia meneruskan belajar formal. sedangkan teman lama tempat hatinya menambatkan cinta, juga masih hidup dan berjuang dalam menimba ilmu di suatu tempat, jauh di seberang sana.
untuk teman-teman yang bercita-cita menjadi apa saja, yakinlah bahwa siapapun yang menanam pasti akan mengetam. dan tentunya hasil yang kita ketam akan terasa kenikmatannya setelah melalui kerja keras panjang kita. diiringi dengan tawakkal dan do'a pada Sang Pencipta.
pasti.
baarokallahu laka akhiii
BalasHapusSaya yakin si pemuda itu adalah anda Sendiri
BalasHapussepertinya persangkaanmu benar. pemuda itu penulis sendiri.
BalasHapusdhek ayyub sendiri,, subchaanaAlloh! everything we do we do for Allah
BalasHapusaq ikut bangga ....subhanalloh
BalasHapus