Selasa, 17 Januari 2012

Rebo Wekasan

seharusnya hari rabu ini seperti hari-hari rabu yang lainnya, kalau saja orang jawa tidak memberi embel-embel yang agak provokatif. rebo wekasan, seperti itulah kami orang jawa menyebutnya. memangnya apa sih yang dipesankan oleh para orang tua kita pada hari ini?

berbeda dengan hari-hari lain yang diperingati dengan suka cita ataupun upacara, rebo wekasan mengharuskan kita waspada, karena menurut penuturan ulama' dan kepercayaan orang-orang jawa pada umumnya, hari ini beratus ribu macam bala' turun di bumi. maka banyak sekali versi amalan yang bisa dilakukan demi membentengi diri dari beragam bala' yang belum pasti dapat kita tebak bentuknya itu. dan, yang berada di garda terdepan pastilah kaum nahdliyyin. para simpatisan ormas islam terbesar di indonesia tersebut mengadakan jam'iyyah istighotsah maupun dzikir bersama di berbagai tempat. kalau hal tersebut tidak jamak dilakukan mereka, pastilah kaum puritan dan golongan yang mengobarkan tajdid akan marah besar dan menganggap bangsa ini sarang khurafat.

anda bertanya apakah saya orang NU? bisa iya bisa tidak. iya karena saya yakin betul bahwa yang saya amalkan selama ini dalam praktik ibadah dan muamalah sangat mirip dengan yang dilakukan ulama' NU. sedangkan jawaban tidak, karena saya tidak pernah punya kartu anggota NU.
tapi seperti ajaran NU juga, yakni tawassuth, tawazun dan tasamuh, saya lebih memilih dan cenderung menyikapi hari ini dengan biasa-biasa saja. bukan memandang enteng tapi tentunya tetap berdoa dan mengharap kepada Allah supaya tidak kena bala'.

dengan sikap yang "tengah-tengah", kita akan terjaga dari fanatisme berlebihan terhadap apapun, sehingga penilaian kita juga tetap obyektif dan bukan subyektif. apa-apa yang berasal dari Qur'an, hadits dan ijtihad ulama' kita terapkan sesuai aslinya, tidak kita tambah-tambahi. dalam kaitan hari rebo wekasan ini, ya kita terapkan yang sesuai dengan yang ada di kitab-kitab hadits dan ulama-ulama salaf, karena platform kita kan ahlussunnah wal jamaah, bukan ahlussunnah saja.

dengan adanya hari ini, saya mengajak semua pembaca untuk makin cinta kepada Allah, yang telah menurunkan bala'. bukankah dengan adanya musibah yang datang, kita akan semakin taqarrub kepada-Nya. musibah, bala', bencana diturunkan Allah untuk mengevaluasi kita, memperlihatkan apakah kita termasuk orang-orang yang sabar dan tawakkal atau hanya seperti kebanyakan orang: beriman dalam lisannya saja, tidak sampai pada hatinya...

ijhad..walaa taksal...walaa taku ghoofila..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar