Selasa, 31 Januari 2012

intro I

kita bisa mendapatkan hasil yang besar dengan perubahan kecil yang terus menerus dilakukan.

bukan mencari yang lebih dholim

adalah DHOLIM ketika anda sebagai pemimpin lantas berdoa sepanjang waktu hanya untuk diri anda sendiri, demi kemaslahatan anda saja.
jika anda adalah pemimpin yang arif dan adil, akan banyak rakyat terlunta di seluruh penjuru negeri yang lama menanti berkah mustajabnya doa seorang pemimpin seperti anda. jika ternyata anda pemimpin yang korup dan lalim, cukuplah do'a anda untuk rakyat sebagai saksi yang meringankan dakwaan di mahkamah akhirat kelak. tangan yang terangkat dan cucuran air mata ketika anda berdo'a yang kelak bisa berbicara akan mengaku bahwa anda 'pernah' mengurusi rakyat. setidaknya itu terejawantahkan dalam doa yang tulus dari seorang pemimpin. dan Allah punya hak otonomi khusus untuk mengijabahi doa siapa yang Dia mau. memberi hidayah pada hamba paling 'berdosa' sekalipun.

adalah DHOLIM ketika anda sebagai rakyat jelata hanya mementingkan kebutuhan rohani personal. tidak pernah sekalipun mendoakan para pemimpin dan aparatur negara agar bekerja dalam kerangka keikhlasan sehingga benar-benar terwujud warga negara yang menerapkan 'hubbul wathon minal iman'. anda yang mungkin tak pernah mengenyam nikmatnya sekolah tinggi ataupun anda yang punya deretan nama tambahan yang panjang karena banyaknya gelar kependidikan tapi tidak pernah tersentuh politik, bersyukurlah atas diri anda yang masih 'bersih'. dengan cara mendoakan mereka yang telah tercemar darah kekuasaan, sehingga mereka cepat 'eling' pada Sang kuasa ketika mereka telah merasa berkuasa. karena hak kuasa yang diberikan rakyat pada wakilnya tidak untuk jadi bahan rebutan. juga bukan barang dagangan yang lima tahun sekali bisa ditawar-tawar oleh para caleg, capres, cabup dan ca-ca yang lain. walau tak selamanya "suara rakyat adalah suara Tuhan', tapi suara rakyat yang mendoakan pemimpinnya pasti dijawab Tuhan. entah dengan jawaban yang mana.

Solah Udin & interaksi sosial

di sebelahku adalah udin. teman satu angkatanku masuk pondok yang sekarang sedang menemaniku makan dengan lahapnya nasi putih dengan lauk pecel yang menjadi menu wajib kami pada selasa pagi. seperti layaknya santri, kami makan sepinggan berdua, khusus pagi itu, karena biasanya kami makan senampan beramai-ramai.walaupun aku dan udin sama-sama tipikal orang pendiam, tapi kami berbeda dalam kebijakan keuangan. dia lebih royal membelanjakan uang kiriman untuk keperluan mulut (makanan) sedangkan aku lebih memikirkan keperluan mata (buku bacaan). seperti kali itu, dia membeli dua tempe goreng gimbal (kami sering menyebutnya 'mendoan'). aku menebak, kedua mendoan itu akan dimakannya sendiri, walau di hati kecil juga ada secercah keinginan agar dia mau berbagi, walau secuil dan aku juga segan untuk sekedar meminta. dugaanku benar.

satu pelajaran yang kudapat: aku seperti bercermin pada diriku yang dulu. pribadi lugu yang terlahir sebagai makhluk individu, akan sama selamanya dan mati tanpa kawan mengiring jika tidak dilatih untuk menjadi makhluk sosial. proses awal untuk berbagi adalah interaksi alami dari hubungan kekeluargaan. saya kadang tertawa geli mengingat masa kecil ketika saya sering bersitegang dengan mas agung hanya gara-gara masalah mainan atau hal sepele lainnya. atau dimarahi nenek (almarhumah) karena mecahin gelas. sebuah proses kita belajar yang dulu membuat kita menangis karena tidak suka (siapa yang suka dimarahin?) tapi juga membuat kita sekarang menangis karena rindu hal-hal seperti itu, mengulangi lagi proses tersebut, membuat hubungan yang lebih harmonis dengan keluarga.

sosok udin yang kuceritakan di atas, adalah tipe anak tunggal yang tentunya tak bisa melakukan interaksi dua arah yang biasa terjadi sesama saudara. dia terbiasa menerima interaksi satu arah dari kedua orang tua semenjak kecil, sehingga sangat patuh pada kebijakan ortu. tipe 'lurus' seperti dia memang kadang menguntungkan. sosok yang lurus dan patuh pada perintah atasan banyak dicari oleh negara akhir-akhir ini. tapi sebagai calon pemimpin masa depan, khususnya kepala rumah tangga, tipe seperti itu akan sukar untuk bergabung luwes dengan masyarakat sekitar.

alhamdulillah. syukur tak terkira kepada Allah yang telah mengajariku untuk menjadi manusia terbaik dari ummat yang terbaik. khoirunnas anfa'uhum linnas. tubuh yang ringkih ini setidaknya pernah dikenal orang dan sedikit mempengaruhi kerja para partnerku. beragam sensor di dalam kepala ini juga pernah menyapa pemikiran banyak orang. beribadah yang powerfull adalah muamalah ma'annas, karena disitu kita bisa berlatih menata hati, pikiran dan perbuatan. semua itu kita niati satu: mardlotillah!

berbagi tempe goreng hanyalah salah satu dari sekian proses diri bertransfomasi dari ciri individualis menjadi 'lebih' sosial (soalnya sosialis punya konotasi jelek gara-gara karl marx). dalam banyak bidang lain aku masih harus belajar dari udin temanku itu. biarlah sembari kita mengamati indahnya angin membasuh rumput pagi yang kedinginan, kita nikmati jua hangatnya mentari yang menyambut kita dengan satu kata: semangat!

'Kejernihan' berawal dari 'kebaikan'

shofiyah. adalah seorang ibu yang ingin melihat anak satu-satunya tumbuh besar dengan penuh kebahagiaan. bahagia dalam dekapan kehangatan keluarga yang harmonis. seorang guru yang hanya akan mengajarkan kebaikan kepada putra sekaligus murid tunggalnya. seorang istri yang hanya ingin berusaha untuk selalu taat pada suami yang dicintainya. seberapa kalipun suaminya marah, hatinya akan lebih mementingkan cinta daripada ego sementara. seorang putri bungsu yang ingin selalu berbakti pada ibunya yang masih hidup, meskipun sang ibu seringkali tidak satu kata dengan menantunya. setidaknya, saat ini shofiyah bisa melewati fase getir dari konflik keluarga berkepanjangan dengan memilih mufaroqoh dari rumah yang telah dihuninya sejak kecil. membangun kembali batu bata kehidupan rumah tangga kecilnya di rumah mertua. terakhir kali aku bertemu, pandangan matanya menyiratkan kerinduan teramat dalam pada pelukan sang ibu, bercengkerama dengan dengan keluarga besar yang sebenarnya juga masih sangat mencintainya, terutama kakaknya tersayang, kultsum, ibuku.

Rabu, 25 Januari 2012

ngoten niku...

ngoten niku ilmu laduni..mboten usah disekolahi..

adalah jawaban yang diberikan oleh seorang tua yang bertamu di kantor malam ini, ketika ditanya cara mempunyai banyak anak. kupikir-pikir benar juga..

The True Love of Muhammad

betapa Allah menghargai cinta
bukan cinta yang digemborkan para kaum muda di jejaring sosial atau yang sering dipertontonkan dalam drama klasikal macam laila majnun atau romeo juliet. tapi cinta yang saling menautkan hati dua insan dalam kebersamaan penuh berkah dengan ikatan suci atas nama Allah yang lahir lewat pernikahan.
alhamdulillah, Nabi kita Muhammad bukanlah nabi yang bisa membelah lautan, menghidupkan orang mati atau membanjiri bumi dengan air bah. nabi kita dicipta dengan cinta, menebar kasih sayang di muka bumi, rahmatan lil alamin, dan ini yang paling langka: diberi mukjizat cinta!
kok mukjizat cinta?
iya. nabi satu ini diset oleh Allah dengan bentuk dan sifat lahiriyah yang benar-benar layaknya manusia biasa. manusia yang adakalanya suka dan benci. suatu saat lemah hatinya, di kala lain bermental baja. sebagai sosok yang menjadi teladan semua umat, dia membagi teladan terbesar bagi kehidupan insani: cinta sejati.
saya bukan sedang membahas Alqur'an atau para sahabat dari anshor dan muhajirin yang memang jelas-jelas sudah menjadi saksi cinta Nabi pada Rabbnya atau pada sesama.
saya sedang ingin mengupas sedikit tentang khadijah alkubro, the first ummul mukminin.
sedikit bukti tentang cinta sejati yang diukir keduanya adalah:
1. muhammad menikahi khadijah sebelum kenabian. jadi yang menikah bukanlah muhammad sebagai seorang nabi tapi manusia biasa.
2. cinta keduanya telah menghasilkan dua putra dan empat putri. sangat tidak mungkin pernikahan yang tak didasari atas nama cinta bisa menghasilkan keturunan yang sebanyak itu.
3. khadijah adalah orang pertama yang dengan terang mendukung muhammad memegang amanah kenabian dan kerasulan. wanita pertama yang bersyahadat. istri yang mendampingi sang suami di kala suka dan duka. di kala sang suami dibangga-banggakan sebagai pemimpin dan penerus klan Abdu manaf ataupun dilecehkan para kafir quraisy.
4. sampai meninggalnya khadijah, muhammad tidak menikah dengan wanita lain. mariyah yang mempunyai putra (ibrahim) dari beliau bukanlah wanita yang dinikahi karena dicintai, tapi lebih semata taat pada perintah Allah dalam praktik halalnya seorang jariyah/budak perempuan untuk diwath'i, agar para sahabat nabi yakin dan mantap dalam hal tersebut.
5. banyak riwayat dari istri nabi, terutama aisyah yang yang cemburu pada nabi, yang ternyata masih sangat terasa cintanya pada sang istri pertama, bahkan sesudah meninggalnya khadijah.
6. istri-istri nabi yang dinikahi sepeninggal khadijah, kebanyakan sarat unsur siyasah. sebagian lagi karena perintah langsung dari Allah. ini menafikan dalil para orientalis yang menganggap bahwa muhammad hanya ingin memuaskan nafsu syahwatnya dengan menikahi sampai sembilan orang. selain itu juga menyiratkan suatu kesimpulan bahwa tanpa mengesampingkan rasa cinta nabi kepada mereka semua, cinta nabi kepada khadijah adalah yang terbesar. bahkan dengan catatan bahwa khadijah lebih tua dari beliau, sedangkan banyak dari istri nabi selanjutnya yang masih muda-muda, termasuk aisyah.

kepada anda para pembaca yang telah mempunyai pendamping hidup. sudah saatnya anda membuat sejarah hidup anda sendiri. carilah cinta sejati! bukan dengan mencari suami/istri lagi. tetapi membuat hubungan yang telah anda jalin lebih diridloi Allah. sehingga anda akan mencintai pasangan hanya karena Allah. bukan faktor fisik, materi atau apapun yang pasti akan berubah sesuai dengan bertambahnya masa. undanglah Allah untuk menyukseskan cerita anda dengan menjadikan pasangan yang telah anda miliki sekarang sebagai the true love.

Syaikhul Muqri'in, maa fa'ala?

mengapa KH. Ahmad Sya'roni Ahmadi tak punya santri?
pertanyaannya saja sudah salah. bukannya beliau tak punya santri, bahkan santri-santrinya malah jauh lebih banyak melebihi semua santri yang dimiliki semua kiai di kudus.

mengapa beliau tidak membangun pondok pesantren sendiri?
percuma beliau punya pondok kalau ternyata pondok-pondok lain harus mati suri disebabkan ditinggalkan para kiai yang memilih kembali mondok dan menjadi santri beliau....
beliau tak memiliki garis hierarki santri-kiai karena ketawadhuannya dan ta'dhimnya pada sang guru, KHM. Arwani Amin. saat KHM. Arwani Amin dan KH. Turaikhan Adjhuri masih hidup, beliau adalah santri kesayangan berdua. maka kala keduanya telah meninggal, beliaulah yang mewarisi dan menghidupkan halaqoh keilmuan kedua kiai gurunya tersebut.

apakah anda 'butuh' Tuhan?

kita sering menghadap Tuhan, lebih intens dalam beribadah, kala kita tengah dilanda banyak masalah. iya, kala kita butuh. rupa-rupanya sulit bagi kita untuk naik kelas. malu, tapi ya bagaimana lagi. kita santai-santai duduk di kelas "hamba yang bertemu karena butuh" tanpa berusaha naik ke kelas "hamba yang bertemu karena ingin", sehingga kita pun tak sempat mengangankan untuk masuk ke kelas "hamba yang cinta dan dicinta Tuhan". lalu, kapan kita lulus sekolah...?
bandingkan dengan kita yang:
jika pergi ke pasar atau mal langsung bermata hijau kala melihat ada produk baru yang menarik dan keren lalu kita langsung membeli tanpa memikirkan tingkat kebutuhan kita terhadap barang tersebut.
sangat berbalik dengan saat kita di hari biasa dengan keadaan biasa, ingin shalat sunnah tak lantas kita memenuhi keinginan tersebut, tapi memikirkan lebih dahulu apa manfaat langsung dari shalat tersebut pada diri kita?
maka, alangkah beruntungnya orang-orang yang ingat dan mau bersyukur...

bandingkan dengan kita yang:
tiap kali ada klub sepakbola favorit yang bermain atau ada grup band kesayangan yang sedang konser, kita berusaha sekuat tenaga untuk menonton entah lewat apa (kalau perlu sampai datang ke tempatnya), guna memuaskan hasrat hati yang sudah terlanjur cinta.
tentu berbeda dengan diri kita yang saat lelah menyerang kita tak sempat memikirkan dan mendatangi panggilan Tuhan untuk shalat berjamaah dan malah mengabaikan.
masya allah...
hadani..hadakum..hadanallah...
sepertinya sudah pecah cermin di depan kita atau hilang entah ke mana sehingga kita tak mampu lagi bercermin, mengintrospeksi diri.
betapa butanya kita! mata hati ini hanya terpesona pada gemerlapnya dunia fana dan membiarkan cahaya yang diberikan Allah dalam diri kita semakin memudar karena seringnya diabaikan.
nyatanya, muamalah maannas yang kita rajut tidaklah sepadan dengan porsi muamalah ma'allah yang sering kita kurangi.

kita melihat barang baru langsung ingin memiliki. di lain sisi kita sudha punya Tuhan yang maha kuasa yang sangat mencintai kita dengan memberi anugrah yang tak pernah kita minta secara gratis tiap saat. kenapa kita tidak berusaha mencintai-Nya selamanya...semampu kita?

temui Tuhan sekarang juga! bukan menanti saat yang tepat..bukan hanya saat anda butuh Tuhan.

Allaahummaj'alnii minal qoliil..(min qoulika: qoliilun min 'ibaadiyasy syakuur..)

Antara bola dn kertas koran

memangnya ada kaitan antara keduanya?
sampai akhir milenium lalu memang belum ada. tapi sekarang benar-benar ada! dan yang membuat sejarah itu adalah bapak dan anak: dahlan iskan dan azrul ananda. keduanyalah yang membuat barang-barang tersebut bernilai tinggi dan semakin dihargai berbagai kalangan, setelah sekian lama dicampakkan oleh publik. saya sedang membahas benang merah antara bola basket dan koran jawa pos. benang merah yang tersimpul dengan sangat bagusnya sampai bangsa-bangsa lain geleng-geleng kepala.

pak dahlan mengawali dengan menghidupkan kembali jawapos yang sedang sekarat pada era 90-an. sangat tidak gampang mengurusi koran 'daerah' dengan nama 'daerah' dan berpusat di 'daerah'. bahkan sampai dengan akhir 2011 pun, jawapos belum mau menancapkan kuku di ibukota karena mempertahankan kedaerahannya dan lebih dikenal publik jakarta dengan nama indopos. pelan-pelan koran ini bertransformasi dengan mengubah wajahnya yang jadul dengan interface yang unggul dan fresh dalam features, lay-out, straight news, depth news,entertainment dan sport yang sangat 'jawapos' serta dukungan jaringan JPNN di seluruh indonesia, membuatnya disukai semua kalangan dari pengusaha, birokrat, politisi, petani, guru, murid, tua, muda, pria dan wanita. karena semua merasa terwakili dan tersalurkan aspirasinya dalam rajutan kata karya para redaktur dan kontributor jawapos. walhasil, selama kepemimpinan pak dahlan, oran ini telah sedikit mendobrak mainstream dengan mempublikasikan sebuah harian aktif yang mengaku berasal daerah dengan nama daerah tapi dengan citarasa internasional.
sense of news-nya pak dahlan yang kecipratan leadership dan enterpreneurship memang hampir selalu menyentuh sanubari para pembaca setia jawapos, termasuk saya. saya bisa menduga bahwa para pembaca setia koran lain semacam kompas atau tempo akan sangat mudah beradaptasi dan menjadi massa jawapos yang baru. sedangkan saya yang sejak kecil mendapat kucuran berita dari jawapos (bahkan semenjak TV hitam putih masih satu-dua jumlahnya dan radar bojonegoro belum dilahirkan) tidak bisa dengan nyaman menikmati koran lainnya saat agen koran di kota kecamatan telah kehabisan jawapos pada jam sarapan pagi.
efek-efek di atas bukanlah hasil kerja keras pak dahlan sendiri. di samping sang raja ada kuda hitam yang tengah menanti menyerang lawan dan bersembunyi dalam kolom anak muda dan olahraga yang sesuai bakat dan misinya. aktor pendukung di balik layar itu adalah azrul ananda, sang putra mahkota lulusan amerika, yang seolah menjadi garansi kualitas berita bola basket dan otomotif.
buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
sifat dan kelakuan anak tak beda amat dengan orang tuanya.
azrul sang kuda hitam mulai berlari cepat. membuat mainstream yang sudah ada rusak parah dilabraknya. dengan halaman anak muda bernama deteksi, dia berusaha merangkul pembaca baru yang sudah lama apatis dan seakan alergi terhadap koran. berhasil? sangat! usaha itu tak hanya membuat para anak muda menyenangi halaman baru tersebut, tapi juga mencintai seluruh halaman yang disajikan. sehingga kita bisa lihat kolom pembaca, gagasan, opini dan ruang putih jawapos yang sering disambangi sastrawan atau akademisi muda.
jajaran direksi dan redaksi yang rata-rata berjiwa tua terengah-engah nafasnya mengikuti lari azrul dan tak habis pikir mau dikemanakan lagi jawapos. pak dahlan paham. sudah saatnya 'better generation' yang mengambil lokomotif. sudahlah cukup prestasi azrul yang melahirkan halaman 'bersayap' dengan segala keunikannya. iya, deteksi dengan kedua sayapnya: DBL di bidang olahraga basket dan konvensi mading yang ketiga unsur itu punya kesamaan baku, yakni milik anak muda (utamanya para pelajar) dan masih akan terus berkembang. dan bukankah selalu berkembang adalah ciri jiwa yang awet muda. deteksi tanpa kedua sayapnya hanya akan menjadi halaman yang akan semakin tua, karena tak bisa terbang kemana-mana. stagnan.

sekali lagi, buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
pak dahlan ketika bebas tugas dari pucuk pimpinan jawapos bukannya benar-benar bebas tugas. dia bukan turun gunung, tetapi malah meloncat ke dua gunung terdekat yang lebih tinggi dengan tujuan pasti, menaklukkan puncaknya. walaupun tak lama di PLN sebagai top leader, saya bisa menerangkan kesuksesan beliau lewat pameo: para genderuwo pusing tujuh keliling mencari suaka karena hampir semua tempat di indonesia terang benderang setelah dialiri listrik PLN!
PLN yang dulu terkenal lelet itu kini terlihat sangat kredibel bahkan kewalahan menerima order pemasangan listrik. lalu ada BUMN yang sekarang sedang direparasi dengan pak dahlan sebagai montir utama. memang belum terlihat jelas keberhasilannya tetapi lewat tulisan-tulisannya kita tahu dengan jelas apa yang telah 'rusak' pada bodi BUMN. mungkin nanti ada BUMN yang terlahir kembali dengan citarasa dahlan iskan. dan perlu dicatat bahwa beliau menempati posisi di kedua 'lahan basah' tersebut tanpa bantuan parpol manapun. tentunya kecuali demokrat, jika bisa dibilang begitu. karena presiden SBY sendiri adalah salah satu muassis parpol 'biru' tersebut.

azrul juga hampir sama tipikalnya. tapi tidak bisa dibilang dia loncat gunung, tapi saya gambarkan tengah menahkodai dua kapal bersama yang punya tujuan pelabuhan yang sama. lalu apakah dia meloncat-loncat antar kedua kapal itu? ah kuno. sekarang kan sudah zamannya remote control! rupa-rupanya tadi ketika azrul berlayar dengan cepatnya dengan kapal DBL, bertemu sebuah kapal besar bernama IBL yang telah lama berlayar dan hampir karam karena pengrusakan di sana-sini atau mungkin mesinnya sudah terlalu aus.
sudah terlanjur hobi dan merasa bertanggung jawab atas perkembangan bola basket di indonesia, azrul mengganti mesin IBL dengan yang benar-benar baru, dengan nama baru pula: NBL indonesia.

nyata kan ada interaksi yang sangat komunikatif antara bola dan kertas koran? mungkin inilah saatnya kita membuat benang merah yang lainnya.

kala pelita yang tadinya terang benderang telah meredup di pojok dunia yang lain karena dampak krisis moneter beruntun semenjak 2008 lalu, indonesia menjadi salah satu bangsa yang menyalakan lilin...
lilin-lilin yang telah disulut oleh pak dahlan iskan, azrul ananda, presiden SBY dan para pemimpin lainnya itu marilah kita jaga dan kita besarkan 'apinya'. jangan kita matikan!

Senin, 23 Januari 2012

tidak akan izin lagi

seorang murid yang tak pernah masuk kelas dan selalu menitipkan surat izinnya kepada temannya pada suatu pagi telat masuk kelas dan menghampiri gurunya yang akan memulai pelajaran jam pertamanya. sambil berusaha meredam emosi, sang guru bertanya pada muridnya: "kenapa kau tak selalu izin tidak masuk sekolah? aku hampir bosan mengisi absensimu dengan huruf i". si murid dengan mata berbinar segera menjawab: "pak, mulai besok anda sudah tidak perlu menulis huruf i lagi. saya sepertinya sudah sadar dengan yang saya lakukan selama ini". Sang guru dengan tersenyum lega mempersilahkan muridnya untuk duduk dan mengikuti pelajarannya dan berkata dalam hatinya:"akhirnya anak ini sudah menyadari kesalahannya". esok hari dan hari-hari selanjutnya, absensi murid tersebut memang tak pernah tertulis i, tapi tertulis A.

Anda dan orisinalitas pribadi

jadikanlah dirimu berprestasi hari ini.

bilapun malaikat akan mengambil nyawamu dan menggagalkan rencanamu esok hari, kau tak akan malu dan kecewa, karena kau telah mengoptimalkan karunia Tuhan padamu hari ini.

hari ini sepenuhnya milikmu, investasimu, modal yang diberikan oleh Tuhan untukmu, untuk kau isi dengan segala keunikanmu.

karena engkau adalah satu di dunia ini. tak ada lainnya yang sepertimu.
nikmatilah hadiah Tuhan itu segera! hari ini!

karena kemarin sudah bukan milikmu...esok belum tentu milikmu..milikmu adalah hari ini..sepenuhnya!

Jumat, 20 Januari 2012

Surat Untuk Dewi ‘Dee’ Lestari

Untuk Blog Contest Mizan.com

teruntuk penulis paling gokil sedunia: dee. salam hangat dari saya. semoga dee makin agresif dalam karya-karya membangun bangsa.
tak menyangka saya dulu bisa mengenal tulisan-tulisan mbak. buku pertama dari koleksi karangan dee adalah madre. memang terlambat sekali ya saya tahu ada seniman hebat semacam dee. tapi karena keterlambatan itu pula yang membuat saya merasakan fenomenalnya pengaruh karya-karya sarat makna yang terangkum dalam madre. jarang ada penulis yang bisa mengomparasikan secara tepat porsi esai, cerpen dan puisi yang terimajinasikan secara sempurna dan tertuang rapi dalam satu buku. gaya penulisan apa adanya khas dee dan cenderung sederhana kadang malah begitu membekas di hati. contohnya: puisi barangkali cinta yang tersemat sebagai penutup novel madre, tak bosan saya membaca berulang kali, bahkan hampir hafal.
hidangan itu terasa mewakili tema-tema sebelumnya. selamanya pun, tema cinta tak akan pudar dimakan zaman, karena selalu ada jiwa-jiwa muda yang haus sastra. dan bukankah dee juga seperti itu juga dulu sampai kini, berjiwa muda.
yang saya harapkan, lilin yang telah dee nyalakan mampu menjalar ke seluruh negeri ini, menumbuhkan tunas-tunas pecinta sastra yang bisa mengharumkan nama bangsa indonesia di kancah dunia. selama ini, sepertinya karya-karya sastra kita belum banyak terjamah oleh bangsa-bangsa lain. bahkan jarang sekali dikaji oleh anak-anak bangsa kita sendiri.
saya hanyalah salah satu dari mereka yang masih selalu haus pencerahan sastrawi. nyala api yang saya sulut dari dee terasa angin-anginan. kadangkali membara, tapi lebih sering nyaris padam.
mungkin suatu saat dan saya berharap sekali saya bisa bertemu dengan dee. belajar banyak tentang membuat sastra gaul dari dee. atau malah ketika nanti dee membuat karya lagi yang lebih menggigit, saya bisa menjadi salah satu tim suksesnya.
saya yakin, sama seperti keyakinan dee juga barangkali, bahwa dengan tulisan, budaya akan lebih cepat berkembang dan tersampaikan. tulisan akan jauh lebih efektif mempengaruhi orang dibanding metode penuturan. lewat tulisan-tulisan sarat imajinasi, ruang kontemplasi akan terbuka lebar. selain itu kita dapat berpartisipasi dalam menyukseskan program pemerintah untuk memberantas buta huruf, dengan menyediakan bacaan yang bermutu, sekaligus juga mencerdaskan bangsa.
terima kasih kepada dee atas buku dan tulisannya. saya dan para pecinta sastra yang lain, selalu setia menunggu, mengapresiasi, mengangkat jempol tinggi-tinggi atas karya dee selanjutnya. karya yang saya deskripsikan dalam pantun ini:
lain ladang lain belalang
lain lubuk lain ikan
makin dipandang makin senang
hati suntuk jadi hilang

dari : Moh. Salahuddin Al-Ayyubi
Untuk : Mizan.com

Kamis, 19 Januari 2012

mahalnya kredibilitas

kredibilitas atau trust atau apalah istilahnya, pada akhir-akhir ini makin mendapat tempat di koran, tabloid, televisi atau media massa lainnya. ada kabar yang baik dan seperti biasanya, lebih banyak diekspose yang jelek. yang paling hangat (tapi sebenarnya sudah basi) adalah tingkat kepercayaan publik kepada DPR sudah sangat merosot. mengekor pada penurunan signifikan tingkat kepuasan rakyat pada pemerintahan SBY-Budiono. di bidang olahraga, setali tiga uang. bulu tangkis yang dulu menjadi tameng terdepan prestasi bangsa kita, kini bangkrut prestasi. yang lebih parah, PSSI yang dari dulu minim prestasi pecah menjadi entah berapa golongan sehingga masyarakat lebih tertarik kepada hasil barcelona-real madrid daripada melihat tawuran yang seolah menjadi menu utama persepakbolaan indonesia.
beruntung sekali Allah masih mengijabahi do'a para hamba-hamba yang ikhlas se-indonesia sehingga negara yang carut marutnya gak ketolongan ini masih banyak hal positif yang bisa diambil.
ada BUMN yang tengah direnovasi sang menteri, dahlan iskan. ada basket yang lagi naik daun. lalu dunia musik indonesia yang makin variatif dan diterima semua segmen. bisnis syariah makin gencar diminati anak bangsa. yang paling gress, peringkat investasi indonesia yang dinaikkan dua lembaga terpercaya dunia, fitch rating dan moody's investor service.
jadi, sabda Nabi benar kan bahwa ummatnya tidak akan berkumpul dalam satu kesesatan.
mengingat hal-hal di atas, tentunya kita perlu introspeksi lebih banyak. jangan dulu mengkritik yang lain habis-habisan sehingga mereka kehilangan muka di depan umum. kita bercermin dulu, apakah kita sendiri adalah orang terpercaya. kita perlu lebih membuka diri kepada orang-orang terdekat lalu kepada masyarakat umum, sehingga meminimalisir kebohongan kita. istilah birokrasinya, transparansi. entah itu transparansi keuangan, kesehatan, tindak laku dan lain sebagainya. hematnya, penilaian tentang diri kita ya bukan kita sendiri yang melakukan, tapi orang lain yang sering berinteraksi dengan kita. lihatlah seberapa kali mereka mau bekerja sama dengan kita, sikap mereka kepada kita, dan seberapa kuat bargaining power kita di tengah-tengah masyakarakat.
sudah cukuplah anda mencontoh Nabi Muhammad yang telah membangun kredibilitasnya sejak kecil, sehingga ketika Nabi menyiarkan berita isra mi'rajnya, abu bakar sahabatnya langsung percaya 100%, tanpa keraguan sama sekali. luar biasa! saya yakin anda, saya sendiri dan kita semua ummatnya bisa meneladani, jika kita mau.

Allah suka anda disiplin

terima kasih kepada Allah yang tak pernah tidur. terima kasih karena Allah telah "memaksaku" untuk selalu taat untuk menjalani shalat berjamaah. tak terhitung aku tertidur karena kecapekan, lalu Allah dengan segala media perantara yang ada membangunkanku dengan belas kasih, mengajakku berbaris rapi dengan para hamba lain untuk menghadap-Nya sowan bersama. tak terhitung pula saat aku jalan-jalan lalu dibelokkan masuk ke masjid untuk berjamaah dengan siapapun yang saya temui sedang shalat. siapapun orangnya, selama dia islam, pernah bersyahadat meyakini Allah sebagai Tuhan tungga dan Muhammad sebagai rasul terakhir, saya tak tebang pilih.
tak hanya shalat berjamaah, tapi juga sampai pada pekerjaan duniawi, jika kita bisa mendisiplinkan diri, Allah sebagai pendamping kita akan setia mengingatkan kita untuk melakukan apa yang biasa kita lakukan.
bahasa kerennya: semua yang ada di sekitar kita saat itu tiba-tiba saja berkompromi menyukseskan kita untuk menjalankan "ritual" yang telah biasa kita kerjakan.
ayat Allah: "yuriidullohu bikumul yusro walaa yuriidu bikumul 'usr" berlaku untuk semua dimensi dan masa, bagaimanapun kondisi kita. kesulitan yang diciptakan Allah ternyata agar kita belajar dan mengoptimalkan otak yang kita punya!
ayat:"laqod kholaqnal insaana fii kabad" diturunkan menyeimbangi ayat "laqod kholaqnal insaana fii ahsani taqwiim". manusia memang dilahirkan dalam dunia dan keadaan yang serba susah (karena manusia harus memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, tidak seperti di surga). tapi di samping itu juga telah diciptakan dengan kesempurnaan akal dan ajaran agama yang dapat menuntunnya untuk memilih jalan yang terbaik. dan tentu kalau ada: jalan yang termudah. segala takdir dan peristiwa yang kita alami di dunia tak lepas dari porsi yang telah ditentukan oleh Allah: 1 kesulitan dan 2 kemudahan.
tentunya jika terbiasa berdisiplin, akan semakin "meringankan" kerja malaikat bukan?
rupa-rupanya kita masih perlu banyak belajar kepada hewan-hewan seperti ayam, kucing, merpati dan makhluk lain yang telah mendahului kita dalam berdisiplin ria. selamat mencoba! kedisiplinan itu berbanding lurus dengan kesuksesan lho..

Maa Laa Yudroku Kulluh, Laa Yutroku Kulluh

teman-teman sampai heran. mengapa aku sampai detail ngurusin ha-hal sunnah. saya sih menanggapinya biasa-biasa saja. lha wong saya sudah biasa begitu. pakai sandal kanan dulu dan lepas kiri dulu. baca basmalah tiap mulai makan, minum dengan duduk. shalat witir mengiringi shalat ba'diyyah isya'. puasa senin & kamis serta ayyamul bidh. teori saya sederhana saja. kita umpamakan diri kita sebagai salah satu pembantu dari ratusan pembantu di sebuah rumah milik miliarder baik hati. jika kita sudah melakukan tugas yang telah diberikan dengan baik, pasti akan diberi upah semestinya. tapi jika kita menambahinya dengan melakukan hal-hal yang disenangi tuan, pastilah perhatian dia pada kita berbeda dari pembantu lainnya.
nah, kalau kita mengaku hamba Allah maka kita harus melakukan hal-hal yang ditugaskan kepada kita, dalam artian ibadah yang wajib seperti shalat maktubah lima waktu, puasa ramadhan, zakat dan lain sebagainya. itu sudah cukup dan kita sudah bebas dari taklif (tanggungan) seorang hamba selama kita juga menjauhi larangannya. ridlo Allah memang diperuntukkan untuk para hamba yang telah menunaikan kewajiban dengan baik.tapi bagi siapa yang menambahi dengan nafilah dan kesunahan, akan mendapat nilai plus: cinta Tuhan dan rasul-Nya. dan siapa pula yang tak mau dicintai Tuhan dan rasul-Nya?

kalau ada teman yang gemas melihat saya jalan kaki lebih sering menundukkan kepala, tidak melihat dia yang sedang berbicara, saya jawab saja dengan enteng: saya hanya tidak mau ada semut terinjak gara-gara keangkuhan saya berjalan. penjelasan yang cukup dibandingkan saya harus menjelaskan dalil qur'an dan haditsnya lalu dia malah jengkel dan menganggap saya sok kiai atau sok alim. aduh, capek deh. padahal membuat marah orang lain itu sudah saya sobek dari kamus saya.

ada lagi teman yang lebih rajin dari saya menyindir, kok tidak puasa dalail saja seperti kebiasaan para santri penghapal qur'an lain? kan pahala puasa nadzar lebih banyak dari pahala puasa sunnah seperti senin-kamis. iya memang benar. masalahnya saya tidak begitu fokus pada pahalanya. lagipula saya merasa belum pada taraf "penghobi wajib". saya hanya taraf pemula para "penghobi sunnah". dan belum waktunya juga naik kelas, karena kesunnahan yang saya lakukan pun belum bisa istiqomah. nyata-nyatanya banyak hal sunnah yang belum saya kerjakan seperti mengucap salam kala bertemu saudara muslim.
saya hanya menerapkan prinsip kehidupan dari analogi fiqhiyah yang diajarkan ustadz saya: "maa laa yudroku kulluh laa yutroku kulluh". apa-apa yang tidak bisa dikerjakan semua, tak bisa (tidak boleh) ditinggalkan semua. selama kita belum bisa melakukan kewajiban dan kesunnahan seluruhnya, alangkah baiknya kita mencicil satu persatu yang kita mampu dan kita sukai. bukan malah meninggalkan semua.

Setengah gelas air kebijaksanaan

apa yang anda pikirkan ketika anda melihat sebuah gelas yang terisi air separuhnya?
apakah anda termasuk golongan yang berpikir: "airnya tinggal separuh" atau berpikir: "airnya masih separuh". volume air tersebut sama. yang berbeda adalah persepsi yang kita bangun. terserah dari sudut pandang mana kita melihat. kalau kita memikirkan kata "tinggal separuh" berarti kita lebih cenderung melihat kekosongan yang mendominasi gelas tersebut. kalau kita berpikirnya "masih separuh" berarti kita lebih fokus pada airnya sehingga cenderung menganggap bahwa airnya cukup banyak.

renungkan dan raba persepsi anda! ketika anda melihat dua orang sesama muslim. yang satu sangat anda kenal dan yang lain baru anda kenal. ketika dua orang tersebut melakukan hal yang sama, entah itu sama-sama baiknya atau sama jeleknya, kemungkinan besar penilaian anda tidak sama. misalkan, keduanya sama-sama menyumbang uang satu miliar di sebuah masjid. mungkin anda menilai salah satu ikhlas dan yang satunya riya'/pamer. entah yang anda nilai riya' itu teman anda karena biasanya dia suka main dadu sehingga tidak mungkin dia menyumbang segitu banyaknya uang untuk amal jariyah. atau mungkin anda menuduh orang satunya karena anda memang tidak begitu mengenalnya (hanya tahu namanya saja).
ingat kawan! bukankah gelasnya berisi sama. sama airnya dan sama volumenya walaupun gelasnya berbeda. lalu kenapa anda menilai volume keduanya berbeda?

anda pasti punya sahabat dekat yang sangat mengerti anda atau setidaknya sangat baik terhadap anda. bahkan mungkin tak pernah menyinggung perasaan anda. nah, suatu ketika teman anda itu tidak sengaja melakukan sesuatu yang menyakitkan hati anda. pada saat itu anda mempunyai kemungkinan untuk melihat air dalam gelas yang hampir penuh (dalam hal ini kebaikan teman anda itu) atau lebih memilih fokus pada secuil ruang kosong dalam gelas yang tak terisi air (kejelekannya yang hanya sepintas dan tidak sengaja dilakukan).
bukankah kita sering sekali menafikan kebaikan dari teman kita yang sangat banyak tak terhitung dan lebih mementingkan ego sesaat, mengikuti hawa nafsu untuk memutus persahabatan yang telah terentang lama.

tinggal sudut pandang kita memilih mana, apakah pikiran kita terfokus pada "kebaikannya masih banyak" atau "kebaikannya telah berkurang". ingatlah!yang menentukan berharganya air yang ada dalam gelas adalah anda.

Rabu, 18 Januari 2012

Aku dan para budak

aku dan para budak uang
aku dan para budak presiden
aku dan para budak
yang menghamba pada hampa
yang mencari madu dari lebah Tuhan
aku bukan hamba para budak
bukan tuan

Aku dan nasib orang desa

di mana mereka berkata:
dunia hanya malam tanpa bintang
angin sepoi hanya mengurus mimpi
tidak merealisasikannya
maka doa pepohonan yang gemar
melambaikan mimpi
hanya bisa kujawab dengan
senyum
lantas kusapih duka
kutaruh di dalam peti mati tertata di balai desa
maka di kota aku bisa tertawa
tawa dalam duka orang-orang desa
apakah orang kota tak bisa berduka
dan orang desa tak berhak punya cita
mereka punya
yang sekarang dibawa semilir angin dari kota
ya, hanya kota yang punya angin
kami, orang desa tak lagi punya.

kudus, 20 shofar 1433

Selasa, 17 Januari 2012

Rebo Wekasan

seharusnya hari rabu ini seperti hari-hari rabu yang lainnya, kalau saja orang jawa tidak memberi embel-embel yang agak provokatif. rebo wekasan, seperti itulah kami orang jawa menyebutnya. memangnya apa sih yang dipesankan oleh para orang tua kita pada hari ini?

berbeda dengan hari-hari lain yang diperingati dengan suka cita ataupun upacara, rebo wekasan mengharuskan kita waspada, karena menurut penuturan ulama' dan kepercayaan orang-orang jawa pada umumnya, hari ini beratus ribu macam bala' turun di bumi. maka banyak sekali versi amalan yang bisa dilakukan demi membentengi diri dari beragam bala' yang belum pasti dapat kita tebak bentuknya itu. dan, yang berada di garda terdepan pastilah kaum nahdliyyin. para simpatisan ormas islam terbesar di indonesia tersebut mengadakan jam'iyyah istighotsah maupun dzikir bersama di berbagai tempat. kalau hal tersebut tidak jamak dilakukan mereka, pastilah kaum puritan dan golongan yang mengobarkan tajdid akan marah besar dan menganggap bangsa ini sarang khurafat.

anda bertanya apakah saya orang NU? bisa iya bisa tidak. iya karena saya yakin betul bahwa yang saya amalkan selama ini dalam praktik ibadah dan muamalah sangat mirip dengan yang dilakukan ulama' NU. sedangkan jawaban tidak, karena saya tidak pernah punya kartu anggota NU.
tapi seperti ajaran NU juga, yakni tawassuth, tawazun dan tasamuh, saya lebih memilih dan cenderung menyikapi hari ini dengan biasa-biasa saja. bukan memandang enteng tapi tentunya tetap berdoa dan mengharap kepada Allah supaya tidak kena bala'.

dengan sikap yang "tengah-tengah", kita akan terjaga dari fanatisme berlebihan terhadap apapun, sehingga penilaian kita juga tetap obyektif dan bukan subyektif. apa-apa yang berasal dari Qur'an, hadits dan ijtihad ulama' kita terapkan sesuai aslinya, tidak kita tambah-tambahi. dalam kaitan hari rebo wekasan ini, ya kita terapkan yang sesuai dengan yang ada di kitab-kitab hadits dan ulama-ulama salaf, karena platform kita kan ahlussunnah wal jamaah, bukan ahlussunnah saja.

dengan adanya hari ini, saya mengajak semua pembaca untuk makin cinta kepada Allah, yang telah menurunkan bala'. bukankah dengan adanya musibah yang datang, kita akan semakin taqarrub kepada-Nya. musibah, bala', bencana diturunkan Allah untuk mengevaluasi kita, memperlihatkan apakah kita termasuk orang-orang yang sabar dan tawakkal atau hanya seperti kebanyakan orang: beriman dalam lisannya saja, tidak sampai pada hatinya...

ijhad..walaa taksal...walaa taku ghoofila..

Senin, 16 Januari 2012

Madre by Dewi Lestari (Dee)




bisa baca sendiri kan...?

biar mereka cemburu

biar mereka lukai aku: aku tetap cinta Dia
biar mereka caci aku: aku masih cinta Dia
biar mereka musuhi aku: aku selalu cinta Dia
kubiarkan mereka cemburu: karena cintaku pada-Nya

kudus, 21 shofar 1433

Cinta Pemuda Penghafal Qur'an

percayakah anda pada kekuatan cinta? kekuatan yang bisa menghidupkan, menyembuhkan dan sekaligus mematikan? saya sampai saat ini selalu percaya.

ada seorang anak muda yang saya kenal meninggalkan desanya dengan niatan awal ingin menghafal qur'an. dia bahkan belum tahu cara menghafal qur'an itu bagaimana dan entah dia bisa khatam 30 juz atau tidak. hanya bermodalkan kebiasaannya membaca qur'an yang dibimbing ayahnya sejak dari kecil setiap ba'da maghrib dan ba'da shubuh. ayahnya berkali-kali menyuruhnya untuk kuliah saja, seperti saudara-saudaranya yang lain. kalau perlu sampai S3 selesai akan dibiayai mandiri oleh keluarga tanpa sepeserpun beasiswa. kawan-kawan sekolahnya banyak yang heran dengan sikapnya yang enggan kuliah walaupun prestasinya selalu berada di posisi teratas di antara para siswa. sementara teman-temannya banyak yang tak bisa meneruskan kuliah karena masalah klasik, ekonomi.
hatinya mantap. sudah lama hatinya galau dan ingin rehat dari pendidikan formal yang menurutnya belum begitu efektif menghasilkan lulusan yang siap guna. ujian nasional lalu, dia berontak pada almamater. berpegang teguh pada prinsip kejujuran yang telah ditanamkan oleh ayah dan ibunya sejak kecil. tak peduli dia akan lulus atau tidak, bisa ikut seleksi di perguruan tinggi dengan nilai-nilai ijazahnya atau tidak, dia sudah pasrah bongkokan. tawakkal pada Allah setelah melewati berhari-hari masa ngebut belajar yang melelahkan. maka dia hanya ingin sedikit berterima kasih pada Allah dengan menghafal qur'an, karena kelulusannya yang tiada disangka, walau dengan nilai di bawah rata-rata.
hari-hari pertama di pondok hanya dia lewatkan dengan mengamati teman-teman barunya yang sudah mulai menghafal awal-awal surat al baqoroh. walau di sekolah dulu dia sudah terbiasa menghafal kitab-kitab arab, dia masih meraba-raba kemampuannya beradaptasi dengan aktifitas barunya.
bismillahi tawakkaltu 'alallah. dia ucapkan kala memulai menghafal qur'an. dia usir rasa bimbang yang merasuk hati. lalu, hari-harinya dipenuhi dengan kalam ilahi tentu diselingi dengan berbaur dengan teman-teman untuk sharing pengalaman masing-masing. dia sebenarnya agak minder karena banyak temannya yang ternyata lulusan pesantren kitab maupun qur'an. sedangkan kemampuan bahasa arabnya sendiri hanya sampai pada mahir membaca saja.
dia istiqomahkan menambah hafalan setiap hari juga diimbangi dengan muroja'ah. di samping itu juga menambah bacaan binnadhor untuk melatih makhraj dan tajwidnya. ada kalanya rasa malasnya menyerang. tapi rasa cintanya pada Tuhan dan kedua orang tuanya telah menguatkan hatinya sedemikian kuat. kala semangat kembali meredup, dia masih punya cadangan cinta lain. cinta seorang pemuda kepada pemudi. cinta yang hanya dia simpan dalam hati dan tidak dia umbar dengan nafsu dan syahwat. iya, dia punya secuil cinta dari seorang kawan lama masa sekolah yang tengah belajar menimba ilmu di bangku kuliah. cinta itu dia belokkan untuk menumbuhkan cintanya kembali kepada qur'an.
lewat cinta mereka yang terbias dalam semangatnya terus menambah dan muroja'ah hafalan, belum genap setahun semenjak awal dia bermukim di pondok, 30 juz bil ghoib telah dirampungkannya dengan lancar. subhanallah.
anak muda itu kini telah menginjak tahun ketiganya di pondok dan mengabdikan dirinya untuk kemaslahatan para santri. kedua orang tuanya masih hidup dan menjadi saksi bahwa anaknya telah menjadi seorang hafidh qur'an. menjadi saksi bahwa pilihan anaknya tidaklah salah, mungkin memang belum saatnya dia meneruskan belajar formal. sedangkan teman lama tempat hatinya menambatkan cinta, juga masih hidup dan berjuang dalam menimba ilmu di suatu tempat, jauh di seberang sana.

untuk teman-teman yang bercita-cita menjadi apa saja, yakinlah bahwa siapapun yang menanam pasti akan mengetam. dan tentunya hasil yang kita ketam akan terasa kenikmatannya setelah melalui kerja keras panjang kita. diiringi dengan tawakkal dan do'a pada Sang Pencipta.
pasti.

Minggu, 15 Januari 2012

Kaidah-kaidah Iqtida' abdi negara

saya pernah makmum sholat berjamaah pada seorang teman yang kapasitas "keimamannya" diragukan banyak teman yang lain, karena seringnya dia menggoda dan menjahili teman yang sedang sholat, bahkan ketika dia sendiri sedang sholat kala menjadi makmum. selain itu, bacaannya juga sering tak sempurna, tak sefasih teman santri lainnya. toh akhirnya dia tetap jadi imam dan saya jadi makmum, karena jadwal sudah ditetapkan, tak boleh dirubah. sampai akhir sholat, kulihat bacaan dan gerakan sholatnya standar pada umumnya orang sholat. tidak ada yang janggal. yang penting kan sang imam tetap pada koridor yang membuat sholatnya dan keimamannya tetap sah. masalah keilmuan dan kadar keimanannya sudah di luar tanggung jawab kita selaku makmum. tak sepantasnya kita menilai dari aspek tersebut, karena Allah jauh lebih tahu dari siapapun.
khawatir saja jika kita salah menilai seperti misalnya tatkala kita melihat buruknya kiai yang meninggal di gardu tempat para bandar remi dan malah memuji koruptor yang mati di musholla. kenyataannya, sang kiai berusaha menyadarkan para bandar remi hingga tiba-tiba penyakit jantungnya kumat dan meninggal seketika. sedangkan si koruptor kebelet kencing melihat musholla dan malah meninggal karena terpeleset di toilet.
alangkah tidak bijaksana jika kita memutuskan mufaroqoh dari jamaah hanya karena melihat imam sholat dengan gaya Muhammad Romli sedangkan kita terlanjur fanatik dengan ajaran Ibnu Hajar Alhaitamy.

yang perlu kita renungkan, lebih bijak manakah dengan kita yang hanya rakyat kecil dan awam perpolitikan ikut-ikutan mengkritik habis-habisan pemerintahan pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang cenderung lamban dan menyuarakan pemakzulan, sementara kita hanya duduk diam di rumah tidak bekerja dan hanya mengharap datangnya bantuan langsung tunai (BLT)?
bagaimana jika tiba-tiba SBY mendatangi anda, mundur dari kursi kepresidenan lantas menyerahkannya kepada anda seketika itu, apakah anda siap dan mampu?
biarlah SBY beserta para staf pemerintahannya dan juga para oposan yang menghidupkan check & balance perpolitikan di negeri indonesia ini. karena saya yakin, mereka sudah mumpuni dan jauh lebih unggul dari kita dalam hal siyasah jumhuriyyah. selama para imam tersebut tetap berjalan pada korisor pemerintahan yang sesuai dengan syara', kita wajib jadi makmum yang setia. bukan makmum yang fanatik terhadap semua kebijakan publik yang dilakukan penguasa, tetapi menjadi makmum yang siaga dan waspada, kalau saja sang pemimpin sudah lupa "rukun" dan "syarat sah" kepemimpinannya. saat itu tibalah waktunya kita menggemakan "tasbih" untuk para "lelaki" atau "menepukkan tangan" untuk para "wanita" hinga pada "sujud sahwi" tentunya.
dan nantinya ketika hal-hal tersebut sudah tak relevan, karena sang pemimpin sudah "buta" dan "tuli", opsi mufaroqoh mungkin perlu dilakukan. tapi, sepertinya itu bukan sekarang. belum saatnya, friends..!

Cicak, Tokek dan Laba-laba

musim laron tiba. tiap malam berbagai macam lampu (TL, hemat energi, neon dll) menjadi sarana tahlilan para laron. di atas dinding, cicak-cicak kecil bersilweran di wilayah kekuasaan masing-masing, memungut rizki yang hinggap di sekitar. ada seekor tokek tiba-tiba membelah arus dan dengan mudahnya melahap menu favoritnya itu, tak peduli pada ekornya yang buntung. mungkin buah kejahilan anak-anak yang menyentilnya dengan karet gelang hingga putus ekornya. no problem, yang penting masih bisa makan. tak jauh dari situ, di sekitar pepohonan matoa yang tumbuh subur, telah terpintal rapi beberapa jaring laba-laba. tak ada penghuninya, tapi beberapa serangga malam termasuk para laron telah terperangkap.
apa ada yang aneh? kan sudah biasa pemandangan seperti itu, apalagi di pedesaan? tak ada yang aneh memang. tapi saat itu, aku tengah membayangkan diriku menjadi sang tokek yang dengan manuvernya bisa membuat keder para cicak karena mungking merasa tersaingi. aku bukannya tak sempat mengimajikan diriku jadi cicak ataupun laba-laba, tapi aku tak suka.

ahad pagi hari itu, sehabis jam istirahat sekolah, aku nekat pergi ke kota, meninggalkan pelajaran biasa pada jam-jam aku mulai mengantuk lemas, demi sebuah pelajaran lain yang mesti aku ikuti pagi itu di meeting room sebuah cafe di kota, atas saran seorang teman yang baru aku jumpai beberapa hari sebelumnya. pelajaran yang bahkan tak bisa aku dapatkan dari guru biologi (pak mustam) ataupun guru ekonomi (pak surono), yakni menjadi laba-laba. pelajaran tentang cara menjadi laba-laba dan cara membuat jaring yang ampuh untuk memangsa. istilah ekonominya networking. sejak dasawarsa lampau, orang sering mempopulerkannya dengan sebutan MLM (multilevel marketing).

lewat perenungan sekilas tadi, aku baru menyadari kenapa aku tak langsung menerjuni bidang networking selepas pelatihan dulu. mungkin karena aku tak suka jadi laba-laba. pendapatan pasif dari jejaring yang disebar memang menjanjikan hasil tanpa usaha banting tulang. filosofi bahwa laba-laba bisa berbuat sesuatu lain yang lebih bermanfaat dibanding hanya "mencari makan" memang terlihat menggiurkan buatku. tapi, seketika juga aku teringat ayat dalam surat al-ankabuut: "sesungguhnya rumah yang paling rapuh adalah rumah laba-laba". dan aku agak kurang senang dengan posisi laba-laba yang terlihat begitu menikmati hidup dengan hanya bersemedi dan mengandalkan pendapatan pasifnya, seolah-olah rizki sudah pasti didapat dari jaring tersebut.

sedangkan cicak lebih dianalogikan dengan karyawan. yang pasti jangkahnya sempit dan tak punya cukup keberanian untuk hanya berpindah tempat dan mendapat makan di tempat kawan. mereka, para cicak itu terlalu konservatif pada pekerjaannya. memforsir tenaga sekuat-kuatnya sehingga paradoks dengan laba-laba, terlihat sekali sepertinya para karyawan itu hanya mementingkan "mencari makan".

tentu beda persepsi ketika saya melihat tokek. tokek yang berbadan dan berkemauan besar bisa dengan mudahnya traveling dan menjelajah daerah para cicak tanpa sedikitpun berusaha mengganggu mereka, dengan tujuan jalan-jalan plus. plus karena jika ada makanan lewat (seperti para laron) tak kan dibiarkan mubadzir kan? jadi, tanpa mengurangi rasa hormat kepada para cicak dan laba-laba, saya hanya akan memilih jadi "tokek" untuk mengisi masa depan. karena tokek bukanlah tipe konservatif tapi juga bukan pengandal passive income.

semoga saya bisa menyusul ke gerbong depan, duduk bersama para pelaku bisnis internasional layaknya pak ciputra ataupun marketer handal seperti hermawan kartajaya. kalau tidak, minimal bisa mencontoh pak dahlan, yang berjibaku dengan dunia jurnalis lebih dahulu untuk kemudian menjadi trendsetter kepemimpinan model baru yang bisa me-manufacture hope-nya para abdi negara. semoga. insyaallah. amin.

1st Bahtsul Masail Fiqhiyyah

suatu karunia luar biasa ketika saya dipercaya menjadi delegasi dalam suatu forum bahtsul masail antar pesantren. bukan sebagai penonton ataupun panitia, tapi benar-benar sebagai peserta. saya bersama ya'kub anak madura, mewakili pondok tahfidh yanbu'ul qur'an untuk menghadiri bahtsul masail fiqhiyyah tingkat regional yang diadakan DaFa (Darul Falah) jekulo, yang sudah dikenal sejak dahulu sebagai poros keilmuan kudus wetan. di pondok mbah basyir tersebut, kami berdua satu majlis dengan delegasi pondok-pondok kitab yang sudah masyhur punya bargaining power dan branding yang kuat di masyarakat sebagai jagoan bahtsul masail. 3 macan sarang (MUS, MIS dan al anwar), delegasi kajen (PMH, matholi'ul falah dan kulon banon), tuan rumah dari berbagai kelas, serta pondok-pondok lain yang tak kalah hebatnya turut diundang dan hadir dalam event tersebut. dari awal, kami memang tak memasang ekspektasi tinggi untuk bisa sekedar meng-goal-kan ta'bir yang telah kami persiapkan sebelumnya, karena terbatasnya sumber daya yang kami punyai. kenyataannya, kami tetap saja macan ompong di hutan amazon, bertarung dengan buasnya alam, kami ada tapi seperti tak ada. wujuduna ka'adamina. melemparkan dua kali pertanyaan tashowwur soal pun, kami dipandang sebelah mata. mungkin heran dengan kami yang membawa nama besar yanbu'. jadinya, selama dua hari kegiatan berjalan, kami hanya bisa terkagum-kagum melihat ganasnya para "singa" kiriman berbagai pondok.
alhamdulillah, ini menumbuhkan rasa optimis, bahwa di negeri ini tak hanya kebejatan moral yang merajalela, tapi juga masih banyak generasi calon ulama' lulusan pesantren yang siap terjun mengukir sejarah, mengikuti syaikh muhammad nawawi albantany atau syaikh mahfudz attirmasy dan mengharumkan bangsa indonesia di kancah internasional.
dan saya, yang bahkan nadhom alfiyah dan imrithi saja tidak hafal, jadi saksi wujudnya mereka dalam majlis tersebut. kuharap, diri yang bodoh ini mendapat induksi semangat dari mereka untuk terus menimba ilmu di rimba raya yang baru kujajaki.

terima kasih untuk yang telah mengenalkanku pada keindahan bahasa qur'an:
1. Ust. Muhammad salam
2. Ust. Khudlori
3. Ust. Bunari ihsan
4. Ust. Ali As'ad
5. Ust. Farhan Ahmad
6. Ust. Nurhadi
7. Ust. Umar
8. Ust. Syamsuri
9. Ust. Ashan
10. Ust. Syadzily
11. Ust. Abdul Salam
12. Ust. M. Rozi
13. Ust. Harsono
14. Ust. Mahmudi Toha
15. Ust. Rofiq sahal
16. Ust. Ahmad Fuad Sahal
17. Ust. Ihsan 'amaly
dan masih banyak lagi

jazaakumulloohu khoirooti wa sa'aadaatid dunya wal aakhiroh.

al 'ilm bilaa 'amal kasysyajar bilaa tsamar.

pilar-pilar asasi bersama alhaq dan ahlul haq


1. da'wah tidak dibangun di atas rukhsah-rukhsah (dispensasi), tetapi di atas 'azimah. Ali Zainal Abidin berprinsip: "Tak ada kebaikan dalam boros dan tak ada istilah boros dalam kebaikan". hal:99

2. alangkah getir hidup di negeri yang dijajah. alangkah pahitnya hidup di negeri merdeka dengan pikiran terjajah. hal:100

3. kerja keras harus dihayati dengan hamasatusy syabab fi hikmatisy syuyukh (semangat pemuda dalam bingkai kearifan orang tua) dan tidak sebaliknya. hal 103

4. kam fiinaa wa laisa minnaa wa kam minnaa wa laisa fiinaa (berapa banyak orang ada di tengah kita, tetapi bukan kelompok kita. dan berapa banyak orang yang tercatat bagian dari kita tetapi tak ada di tengah kita.

5. ikhlas karena tak menjadikan pengikut sebagai sapi perah. taat, karena tak ada kemauan pribadi yang merusak kebersamaan dalam kepemimpinan.

core i6

pasti anda tahu era prosesor komputer dual core sebagai pengganti era pentium milik intel. tentu saja dual core lebih unggul kecepatan karena memang berbagai masalah dan program dieksekusi oleh dua manager dalam satu atap, begitulah saya mengistilahkan. karena itulah komputer lama mulai dari pentium dua sampai pentium 4 sudah lama ditinggalkan sebab orang zaman sekarang menuntut kecepatan proses yang serba wah! menggunakan komputer pentium tak ubahnya memancing ikan dengan kail, yang harus membuang banyak waktu untuk mendapatkan seekor ikan. sementara menggunakan prosesor model terbaru semacam core i layaknya kapal besar khusus pencari ikan yang sekali hunting langsung dapat dan jumlahnya ribuan ikan. sangat efektif dan efisien.

percuma kalau saya hanya ngomong komputer atau malah membahas cara menangkap ikan.

tahun ini kereta kepengurusan Pondok Tahfidh Yanbuul QUr'an Putra Dewasa dimasinisi oleh santri sarat pengalaman baik segi manajerial maupun lapangan. H. Zainal Arifin atau kawan-kawan lebih senang menyebutnya Ji Pin sebenarnya sudah sangat powerful jika harus memimpin kepengurusan pondok ini tanpa intervensi pihak atau staf pengurus manapun. tapi dia tak melihat superioritas tersebut. malah dia buat mesin manajerial yang berotak hexacore, enam prosesor!
kalau yanbu' yang biasanya mengandalkan mesin dual core, yakni kepemimpinan yang dimotori dua orang: ketua I yang biasa menangani departemen rohani (pendidikan, jam'iyyah, litbang & keamanan) dan ketua II yang menangani bidang jasmani (koperasi, pembangunan, KapBerSos & logistik). maka tahun ini sedikit beda. enam orang pengurus harian lintas usia sering duduk bersama dalam satu forum, mengadakan evaluasi kerja, membahas rencana strategi (renstra), memutuskan aturan baku untuk masalah baru yang mencuat dalam keseharian pondok. sosok ji pin sendiri selaku ketua I dan mantan departemen keamanan adalah seorang gus yang lapar keilmuan dan haus kerja, bukan tipe gus yang aji mumpung ataupun gus dengan plat nomor "hadza abi". usianya yang cukup matang dipadu pengalaman organisasi dan channel di berbagai tempat dan bidang membuatnya bisa disebut the right man on the right job. M. Irvanul mawahib adalah yang paling lama di antara kami berenam dalam mengenal pondok yanbu'. alumni departemen pembangunan dan keamanan itu bisa dibilang cakap menangani kenakalan para kompetitor pengurus dan otomatis lebih tahu seluk beluk perbedaan yanbu' sekarang dan dulu. yusrul ula terpilih sebagai bendahara I tiga kali berturut-turut adalah mantan departemen logistik (dulu konsumsi) yang pastinya tahu cara menangani santri yang bandel membayar i'anah dan syahriah pondok. kemampuannya mengatur keuangan secara sistematis tak usah diragukan. dia yang paling senior dalam kepengurusan dan posisi tawarnya (bargaining power) sangat tinggi mengingat kapasitasnya yang hafidz qur'an dan telah khatam setoran di kedua kyai kami. ahmad chasan dulu terkenal keganasannya dalam urusan hardware komputer. dia bisa belajar komputer dari nol hingga sekarang sudah mahir. dua tahun menjadi sekretaris sudah cukup baginya untuk pindah ke bagian Bendahara II pada tahun ini sebagai pendamping pak yusrul. kedisiplinannya menangani barang dan keuangan intern (pembayaran i'anah) dan ekstern (wesel & paket pos) bisa dibilang mumpuni.lalu ada hartoko ardhi selaku sekretaris II yang pernah memangku posisi bos departemen koperasi. usianya paling tua diantara kami berenam dan pengalamannya dalam bidang komputer dan jaringan plus intelektualnya yang unik sering mencetuskan pemecahan yang brilian. terakhir, aku. yang paling muda diantara semua pengurus, tak hanya di antara kami berenam. bekal yang kupunya adalah kapasitasku yang mantan rois PPM/OSIS di madrasahku dulu dan hobiku dalam mencoba berbagai software komputer, mendudukkanku di posisi sekretaris I yang menangani administrasi dan arsip pondok.

sistem hexacore yang kami jalankan tak hanya terbukti ampuh, tapi juga sangat menyenangkan. crash yang sering dialami pengurus memang sangat mudah diatasi dengan enam orang langsung, bukan hanya satu atau dua orang. kami pun saling mengevaluasi berbagai kebijakan hasil terapan "mesin" kami. luar biasa! terima kasih untuk Allah atas semesta cinta yang dicipta sehingga aku bisa sampai ke dalam fase ini. belajar kepemimpinan langsung pada para ahlinya, gratis! tak usah ikut berbagai model pelatihan yang berkembang seperti sekarang ini.

terima kasih kuucap pada teman-teman lama yang menemaniku dalam kepengurusan Persatuan Pelajar Madrasah MAI Attanwir, konsulat IKBAL, mereka yang menemaniku dari kelas Ia sampai VIa, tak lupa untuk kawan-kawan baru di yanbu'. untuk mereka yang membuatku menjadi bodoh kembali, jazakumullohu ahsanal jaza'.


terima kasih luar biasa! kepada teman-teman pondok tahfidh yang memanggilku dengan sebutan luar biasa keren: bee!
kalau santri biasa memanggil temannya dengan asal njeplak atau bahkan membuat nama baru yang jauh lebih tak bermakna, aku dengan segala unsur keterbatasan dan kekuranganku, mulai terbiasa menjadi "lebah" di pondok tahfidh. syukron jazila..

Sabtu, 14 Januari 2012

tekanan darah

terima kasih pada Allah Tuhan semesta alam.
darahku masih konsisten pada taraf tekanan darah rendah 40/90.dengan begini saya bisa mengontrol rasa marah tanpa sadar. secara umum memang mereka yang bertekanan darah rendah tidak gampang nesu. walau efeknya, kadang kita akan melewati hari-hari tanpa daya tanpa kesemangatan.
subhanallah, Allah telah mengaruniakan akal sehat cemerlang untukku, sehingga otak ini akan selalu berjalan...berlari...mengejar apa yang tak bisa dikejar awak yang rapuh ini.
semoga, kawan-kawan yang punya nasib sama, bisa berlari bersamaku.
semoga, mereka yang bertekanan darah normal lebih bisa menyukuri nikmat terbesar Ilahi
semoga, mereka yang tekanan darahnya ketinggian, lebih bisa introspeksi diri menahan amarah dan hawa nafsu
dengan bagaimana saja keadaan kita diciptakan Allah, marilah kita buat dunia ini tetap bulat dan terus berputar...!

Nama adalah do'a

seberapa dalam anda menyukai nama anda?
kalau saya, kalau ratingnya memakai lima bintang, pasti semuanya berwarna! terima kasih kepada waalidy: Abdullah Sjahad yang telah menghadiahkan kepadaku nama terindah bagiku. semoga aku bisa menjaga amanah tersebut dan menjadi pemimpin yang bijak, tak hanya di dunia, tapi juga di akhirat. insyaallah...

nama dalam akta: mohammad salahuddin al-ayyuubi (double y & u)
semua keluargaku (bapak,ibu,mbak,mas) kompak memanggilku: adik
mbak aslahul munif panggil: dik yubi
mbah ruqoyyah, budhe taslimah panggil: le
pak khudlori panggil: din
pak syadzily panggil: sholahuddin
pak rofiq, pak nurhadi panggil: ayub
khoirun ni'am pernah memanggilku: ai
mas azka nafi' panggil: al-ayyubi
pak surono, pak suhadi, pak mahmudi panggil: ayyub
bidayatul fitriyah panggil: roiz ayyub
nur khafid panggil: sol
dani wardatil firdaus pernah memanggil: mbah ayyub
zianul umam panggil: yub
faridatuz zakiyah menyebut: kak ayyub
nur alim panggil: is
linur huda panggil: kak roiz
isti'dadiatin marwiyyah panggil: dik ayyub
aku mengenalkan diriku: sholahuddin
mereka memanggilku: sholah
kartu setor hapalanku: muhammad sholahuddin
nama facebookku: salahuddin ibnu sjahad
alamat facebook: kangsolah
hartoko ardhi panggil: dik
h. zainal arifin panggil: pak ayyubi
naufal dzakwana panggil: kang
nanang umar faruq panggil: mbah
sholah muqoddam panggil: bi
santri yanbu' kompak panggil: bee

aku suka panggilan terakhir ini. menurutku itu doa. agar aku bisa meneladani perjuangan para "lebah", tentunya bukan lebah tawon tapi lebah madu. makhluk Allah yang lahir dengan kebaikan (di pepohonan dan pegunungan), hidup dengan cara yang baik (berkelompok dan tak mudah menyengat), makan dari yang baik-baik (nektar/sari bunga), menghasilkan yang baik (madu) dan tentunya akan mati dalam keadaan baik pula. insyaallah, amin.

mbe'na muslim?

termasuk ke dalam golongan manakah anda?

1. mukmin muslim
2. mukmin bukan muslim
3. muslim bukan mukmin
4. bukan muslim bukan mukmin

renungkanlah...

Imathoh UM

kejadiannya sekitar 4 tahun lalu. aku beserta rombongan delegasi dari sekolah menuju kampus universitas negeri malang guna mengikuti lomba dalam rangkaian pekan arabi jurusan sastra arab. salah satu panitianya adalah kak musthofa, senior masterku di PPM/OSIS dulu. aku masuk tim imathoh putra bersama dua rekan: Ahmad zarkasyi dan M. albahris sya'roni. rekan-rekan lain ada yang masuk tim lomba pidato, ada juga yang debat bahasa arab. kami tak punya ekspektasi tinggi dalam keikutsertaan tersebut. dan nyatalah, timku gugur dalam fase knock-out. kalah saing dan kalah mental dibanding delegasi-delegasi sekolah mentereng dari denanyar, tebuireng, alfatah lamongan dsb. setidaknya, kuakui ini adalah event pertamaku di luar lingkup sekolah, walaupun aku juga bukan jago kandang. dan dibalik kegagalan itu aku yakin:

1. keberhasilan tim tak kan bisa diraih hanya dengan skill individual crew. tapi tanpa skill yang mumpuni, sebuah tim juga akan sulit berkembang. intinya tinggal bagaimana kita lebih intens mengkomunikasikan dan mengkomparasikan skill satu sama lain, sehingga kemampuan semua anggota tereksplorasi maksimal, bukan malah tereduksi karena bekerja bersama. dan itu menyadarkanku bahwa kemampuan komunikasiku sebagai calon leader masih belum ada apa-apanya.
1-0 deh..

2. mental untuk menjadi pemenang belum kami miliki. tak bisa kupungkiri waktu itu, kami buta peta kegiatan dan kemampuan lawan. sehingga kami langsung down kita beberapa soal tak terjawab sempurna dan kalah dalam babak adu cepat. jas almamater yang kupakai ingin segera kusembunyikan saja rasanya...ilmu yang terbentang di dada seakan mampat, buntu tak bisa keluar, kala mental kami sudah menjadi bubur... 2-0!

3. tapi yang pasti, bukan hanya kekalahan yang kami bawa sebagai oleh-oleh kami dari malang. lebih dari itu,kami punya ilmu baru (2-1)...pengalaman tak terlupa (2-2)....dan juga teman baru (2-3)....
jadi, kami menang kan melawan keadaan. lagipula aku hanya menganggapnya sebagai keberhasilan yang tertunda...!

siang pasca kekalahan itu, aku pulang ke basecamp IKAMARO UIN malang tempat kami menginap, istirahat sejenak, sebelum akhirnya aku memutuskan untuk pulang sendiri ke bojonegoro. iya! pulang sendiri naik bus umum, meninggalkan teman-teman dan pembimbing yang masih bersantai di UM.kenekatanku beralasan, paginya aku harus menyapa teman-temanku di sekolah. iya, menyapa almamater tercinta di pagi hari cerah, meneruskan tugas-tugas organisasi seperti biasa, berkumpul dengan keluarga di rumah. hanya itu alasanku. bagiku, meninggalkan sesuatu yang luar biasa demi hal yang biasa-biasa adalah suatu keluarbiasaan yang ku punya. bukankah tiap leader punya ciri khas leadership masing-masing? 2-4....aku menang kan!

Love=executed, hate=removed

mari menebar kebaikan tanpa berkawan dengan kebencian dan kedengkian. kita akan terus menanam padi karena rumput yang tumbuh tak kan hilang dengan hanya kita membencinya. konsistensi kita mencintai tumbuhnya padi dan selaras dengan tarbiyah maksimal akan merobohkan semangat rumput untuk terus tumbuh berkembang, atau setidaknya mengasingkannya dari hingar-bingar kemakmuran. cinta akan ter-eksekusi maksimal kala kita sudah me-remove kebencian.

Saudara Muslim: satu kesatuan

Seorang muslim adalah satu tubuh dengan muslim yang lain. Istilah palang merah: kita semua bersaudara. Dan, sebagaimana layaknya saudara, apakah kita boleh menyakiti orang lain? Sebagaimana kita menyayangi diri sendiri, bolehkah anggota tubuh kita lukai dengan alasan apapun.
Kenapa kita mencela orang lain yang mungkin lebih baik dari kita?hanya terpancing emosi sesaat dan sesat kita menafikan usaha kita bergaul dengan mereka selama ini? Hanya dengan kemarahaan sekejap kita meniadakan kebaikan mereka bertahun-tahun?
Lalu, bagaimana cara kita mengantisipasi agar kita tak melukai lagi anggota tubuh kita? Agar kita tak mudah mencela yang lain lagi dengan mudahnya?

1. pahamilah bahwa anda punya saudara. Iya, saudara yang banyak sekali, yakni sesama muslim. Tak bisa kita sangkal bahwa kita semua saling membutuhkan sebagai makhluk sosial. Maka, untuk menjaga simbiosis mutualisme tetap berjalan, kita teruslah memberi manfaat bagi yang lain selama kita mampu. Entah mereka menghina kita, membenci dan tak pernah menyapa kita. Sebagaimana Nabi mencontohkan, teruslah berbuat baik, maka kebaikan itu akan ada saat untuk menuai. Jadi, sambil kita menunggu waktu mereka akan sadar untuk memperbaiki hubungan dengan kita, kita jadilah diri sendiri, menebar kebajikan di muka bumi.
2. bila kita mulai gatal ingin mencela yang lain, membuat kasak-kusuk dan gossip tentang seseorang, rem dulu. Stop! Ingat bahwa Tuhan ciptakan anda dengan satu mulut dan dua telinga. Berarti Tuhan ingin kita lebih banyak mendengar daripada berbicara, apalagi yang tak ada gunanya. Dalam artian, sebelum kita membuat komentar tentang orang lain, dengarkanlah komentar orang lain tentang diri anda. Kritikan dan masukan untuk anda, bisa anda masukkan dari telinga kanan tapi mampatkan dulu di otak, proses dulu, jernihkan dulu, terima dengan pikiran yang fresh dan hati terbuka, jangan buru-buru mengeluarkannya lewat telinga kiri! Percuma kalau begitu anda punya telinga. Percuma lagi kalau anda ngomel terus kesana kemari mencari pendengar sedang anda tak mau mendengar. Hukum monopoli tidak akan berjalan selamanya. Lagian capek kan ngomong melulu. Jadi, untuk anda yang hobi tajassus, ngerasani, mencari-cari kesalahan orang lain, sudah waktunya regenerasi. Biarkan yang lain saja yang hobi seperti itu. Anda?bertaubatlah. sudah waktunya nih.
3. anda yang terbiasa guyon dengan teman sambil menyelipkan panggilan yang “tidak biasa” sampai bahkan menyakiti hati, rubah kebiasaan tersebut. Anda pun tak mau nama anda yang keren diganti nama lain yang belum jelas asal-usulnya. Kasihan ortu anda yang capek-capek mikirin nama terindah untuk sang buah hati.
4. anda mungkin yang terbiasa bersikap tertutup, tak mau berbagi dengan yang lain, cobalah berbagi. Asahlah kepekaan sosial anda dengan saling terbuka satu sama lain. Bukankah kelak anda punya pasangan hidup (suami/istri) untuk tempat kita membagi hati? Semakin kita transparan, semakin kita banyak mendengar kekurangan kita, makin banyak pula kita belajar lewat kekurangan yang dimiliki orang lain. Dan akhirnya, bukankah manusia yang selalu punya kekurangan, diciptakan berpasang-pasangan agar saling menutupi, melengkapi, menyempurnakan? Subhanallah….!

Muqoddimah motivasi

apa kabar dunia hari ini? alhamdulillah..luar bisa...tetap semangat...makin kreatif..Allahu akbar...!

anda, kita semua, tahun-tahun belakangan ini sering mendengar kalimat di atas. penggalan kalimat tersebut sering dipakai para motivator muslim dalam seminar/pelatihan motivasional yang marak pada dasawarsa ini. tujuannya tak lain adalah membagi kesemangatan antara peserta, membangunkan kembali pikiran yang jumud, intinya agar semua follower fresh kembali demi meraih sebuah kesuksesan baru.

terima kasih kepada: master Rhenald Kasali, master dahlan iskan, master mario teguh, master hermawan kertajaya, master ciputra atas tulisan-tulisan bernasnya dalam kolom-kolom harian yang bertebaran. tak lupa pada Jenny S. Bev atas segelas air yang diberikan lewat tagline-nya: success is a mindset. it's not a journey nor a destination. it is always within you!

untuk kawan-kawan yang masih tertidur...bangunlah! sebelum gosok gigi..terima kasihlah pada Allah, Tuhan semesta cinta, yang masih memberi kesempatan bagi para peselancar kehidupan.

Qul laa yastawil khobiitsu wath thoyyib! walau a'jabaka katsrotul khobiits..

saraf indera kita yang terbiasa mendapat rangsangan bertubi-tubi yang tidak semestinya, akan mengalami reduksi kepekaan. diri kita yang selama ini melihat dan membaca banyak sekali kejadian asusila, korupsi, kolusi, nepotisme yang menggurita, penjajahan kapitalis, akhirnya terbiasa dan seakan "memperbolehkannya" terjadi. bukan tidak mungkin, kita menjadi salah satu pelaku hal-hal tersebut tanpa kita sadari.

oleh-oleh dari perpusda kudus

pagi itu, aku bersama mas nafi' (H. Azka Nafi') dan kang ardhi naik kijang biru arwaniyyah ada agenda ambil buku bantuan buku di perpustakaan daerah kudus. menempati gedung baru di sebelah GOR wergu, pagi itu tampak ada kunjungan dari anak-anak panti asuhan. aku sempat menemani perbincangan hangat pak cip (H. Sucipto, BA) dengan salah satu staf. temanya ya ngalor-ngidul. intinya, aku dapat pencerahan baru:
1. mengawal setiap usulan yang masuk ke meja dinas agar tidak menguap ketika sudah diajukan.
2. melatih ketrampilan santri dengan usaha-usaha/pelatihan life skill untuk menunjang kehidupan bermasyarakat ketika sudah selesai masa belajar. juga dengan membaca sendiri buku/literatur ketrampilan dan menerapkannya
3. kejenuhan dalam mengelola sebuah instansi selalu ada. tapi sikap kita dalam mengadakan sebuah kreatifitas baru merupakan senjata utama dalam menghadapi hal tersebut.
4. ketika sebuah bantuan diadakan, akan ada selalu pihak-pihak yang menantikan. maka, demi sebuah kelancaran sistem dan ketepatan sasaran, objek-objek yang kredibel akan menjadi yang pertama diundang untuk berperan.

Pengasuh Ponpes Lirboyo (KH. Imam Yahya) wafat

innaalillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun. dunia pesantren kembali berduka seiring dengan kepergian KH. Imam Yahya bin KH. Mahrus Aly, pengasuh ponpes lirboyo kediri yang wafat malam ini (15/01/2012). semoga semua amal kebaikan beliau diterima di sisi Allah dan dihapus semua dosa-dosanya. Amin.

Kamis, 12 Januari 2012

Cinta Prima

Ya Allah, aku ingin
Cinta-Mu
Cintanya
Cinta dua
Cinta tiga
Cinta lima
Cinta tujuh
Cinta-cinta
Yang kau ridloi

(Tuhan berikanku samudra ampunan yang hanya bisa kubalas dengan atom cinta dari beberapa tetes air mata)

kudus, 19 Shofar 1433

Rabu, 11 Januari 2012

RAJA DAN KAKEK

Seorang raja lewat di kawasan hutan hingga tiba-tiba dia bertemu dengan seorang teramat tua yang mencangkul tanah. Berhenti sejenak, sang raja menghampiri sang kakek. “kek, buat apa kau capek-capek menanam pohon yang sudah pasti kau tak bisa makan buahnya?”. Sambil meletakkan cangkul dan mengelap keringat di dahinya, si kakek tersenyum. “kenapa harus aku yang memakannya? bukankah akan ada lebih banyak orang yang akan memakannya kelak?”.

Kawan-kawan, lewat cerita ini, marilah kita mencoba membuang jauh-jauh sifat egois dalam diri manusia kita. Kita adalah orang muda yang cenderung bersifat pragmatis. Mementingkan kepentingan sesaat dan kesenangan sesat. Kita akan melalui fase menjadi orang dewasa yang pasti akan butuh lebih banyak sikap dan pemikiran jangka panjang. Kita sadari, kita sebagai orang muda, dalam kasus di atas adalah sang raja yang terlalu banyak makan kemewahan yang didapatkan dengan singkat tanpa kerja keras. Kita cenderung tak terlalu ambil pusing dengan jalan di depan yang luas terbentang. Belum menyadari bahwa kita sebenarnya pemimpin yang dielu-elukan rakyat untuk merubah hidup mereka. Hidup rakyat jelata yang tak bisa mengecap kenikmatan sekejap mata.

MATA KITA MASIH BUTA! Nyatanya, kita belum jua sadar bahwa ada gap yang jauh antara kita dengan mereka yang gap itu kita ciptakan sendiri dan, itu juga tidak kita sadari. KEMISKINAN DAN KEKAYAAN.

Sampai kita bertemu orang tua yang giat bekerja, kita belum sadar. Iya, pragmatisme yang selama ini kita rawat dan melekat di alam bawah sadar kita,dibabat habis oleh sang kakek. Karena kita mencoba memahami pekerjaan kakek dengan gaya kita, ya tidak nyambung! Kita hanya bisa mencoba mencela si kakek tanpa kita tahu bahwa kitalah yang teramat bodoh. Kita yang terbiasa meminta “buah” dari orang lain tanpa kita tahu proses penanaman buah tersebut. Dan walaupun kita menanam, tapi dengan egoisnya kita memakan sendiri hasilnya. Yang lebih parah, kita memanen “buah” dari pohon tanpa kita memikir dan tak ambil pusing siapa yang telah menanamnya. Tanpa berterima kasih kepada yang menanamnya dahulu.

MULAILAH merubah gaya hidup anda sekarang juga! Banyak-banyaklah kita menanam. Pastilah kalau kita menanam dengan baik, akan ada hasil yang dirasakan, walaupun bukan kita yang merasakan.
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bisa memberi manfaat kepada yang lain dan yang paling baik budi pekertinya.

Kudus, 18 Shofar 1433