Kamis, 08 Maret 2012

memegang prinsip

seberapa pentingnya anda memandang bahwa prinsip harus benar-benar dipegang?
mari kita berkaca...
perjalanan terakhirku mengendarai mobil kijang biru milik Arwaniyyah (sebelum diganti mitsubishi kuda biru) bersama mas ibrahim dan imron pada sabtu sore akhir pebruari lalu sehabis hunting peralatan kantor di semarang, kerapkali kami berbincang mengusir penat, tentunya seputar kehidupan kami selaku santri.
cerita tentang masyayikh pondok kami yang senantiasa istiqomah berusaha menjaga qur'an dengan tilawah, tahfidh maupun tadabbur. sehingga mas ibrahim dalam kapasitasnya sebagai sopir ndalem, tahu persis kebiasaan beliau-beliau, yang ketika pergi kemanapun, jauh dekat, buka mobil langsung nderes, baik bin nadhor maupun bilghoib hingga sampai pada tujuan. dan entah berapa kali pula doa khataman berlangsung dengan khusyu' di dalam mobil, bergantian antara romo yai dan bu nyai. masyayikh kami memang tak akrab dengan budaya mauidhoh hasanah yang panjang berjam-jam, itu sudah cukup bagi kami karena taraf beliau-beliau yang sudah pada tingkatan uswah. setiap waktu dan di manapun berada. prinsip yang diajarkan mbah yai sepuh, KHM. Arwani Amin, sebagai khodim qur'an yang benar-benar taat pada qur'an (syariat islam yang termaktub di dalamnya) dan menjaga kualitas qur'an selama hidup, adalah harga mati bagi masyayikh yang ditularkan pada kami, sehingga tak rela qur'an di'gadai'kan dengan mas'alah duniawi. karena kami yakin bahwa qur'an adalah teman terbaik bagi kami di dunia dan akhirat, maka alangkah hinanya kala qur'an menjadi ma'isyah atau 'diperjualbelikan' dengan murah. prinsip yang benar-benar menyentuh hati kami sampai sekarang..
lain lagi dengan cerita tentang pak haji ismun, seorang pengusaha muslim yang punya empat rumah makan yang pasti ramai tiap harinya. rumah makan beliau jadi garansi kehalalan bagi para kiai atau kalangan pejabat muslim yang sekedar mampir makan atau memanjakan keluarganya dengan menu-menu yang tak kalah inovatif dengan rumah makan dan restoran terkenal. kami sempat mampir di salah satu yang berada di jalan raya lingkar demak untuk makan malam dan sholat maghrib. menurut cerita mas ibrahim, seramai apapun dan sebanyak apapun omzet yang didapat tiap harinya, rumah makan pak haji ismun akan tutup total selama ramadhan, siang malam! luar biasa! berapa saja keuntungan yang bisa didapat jika saja beliau mau buka saja pada senja sampai dini hari toh pasti akan tetap ramai karena tempatnya yang strategis berada di jalur pantura didukung lahan parkir mobil yang luas. tapi beliau lebih memilih istirahat total. khusus menghormati bulan puasa! kupikir memang repot juga bilamana yang biasa buka 24 jam disuruh buka hanya setengah hari. prinsip yang luar biasa!
kita bahkan sudah diajari oleh Nabi Muhammad sejak kecil beliau senantiasa memegang prinsip kejujuran dalam aneka bidang. lalu semangat beliau berdakwah yang tak habis-habisnya dan tak gentar tak pudar walau misalkan diletakkan matahari dan bulan di kedua tangannya. yang paling fenomenal adalah prinsip beliau untuk mengasihi sesama makhluk Allah, sehingga fathul makkah menjadi saksi kehebatan prinsip tersebut.

bukankah sudah saatnya kita menelaah prinsip yang telah kita punyai selama ini? apakah sudah kita pegang teguh? apa sajakah upaya kita memperjuangkannya?

idzil fata hasba'tiqodihi rufi'
wa kullu man lam ya'taqid lam yantafi'

semoga kita selalu dibimbing Allah melewati jalan yang benar...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar